Tayub Kosar: Kesenian Jawa Barat Hasil Akulturasi yang Terkenal di Subang

Tayub Kosar: Kesenian Jawa Barat Hasil Akulturasi yang Terkenal di Subang
KESENIAN: Tayub Kosar merupakan kesenian Jawa Barat hasil akulturasi yang terkenal di Subang.
0 Komentar

SUBANG-Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat melimpah tersebar di segala penjuru wilayah. Begitu juga dengan Subang yang memiliki beragam aneka seni dan budaya. Terdapat suatu kesenian yang cukup terkenal di daerah Subang, yaitu Tayub Kosar.

Tayub dalam pengertian secara umum adalah kesenian tradisional yang dilihat dari segi bentuk dan teknis penyajiannya merupakan sajian tari-tarian, maksudnya penyajian tari yang dibawakan oleh seorang diri, berpasangan antara pria dan wanita, dan menari secara bersama-sama, sedangkan musik gamelan adalah hidangan vokal instrumental dari seperangkan ansambel gamelan (Sujana, 2002).

Kesenian tayuban sendiri merupakan salah satu kesenian yang berkembang di Jawa Barat, maka dari itu tidak hanya di Subang, tetapi juga di Cirebon dan Sumedang.

Baca Juga:Jabatan Komisaris dan Dirut BUMD PT Subang Energi Abadi dan PT Subang Sejahtera Memikat WargaModel Pembelajaran yang Tepat Menjadikan Siswa Menerima dengan Cepat

Ahli Bidang Seni, Moch Khadar Hendarsyah S.Pd., M.Hum mengatakan, pada awalnya kesenian tayuban berasal dari kalangan menak atau bangsawan. Kemudian kesenian tayuban yang berada di wilayah keraton yang ada di wilayah Cirebon dan Sumedang.

“Kesenian tayuban yang berada di kalangan menak dalam penyajiannya untuk acara khusus dan penyambutan tamu agung atau tamu yang dianggap terhormat,” ucap Ahli Bidang Seni, Moch Khadar Hendarsyah S.Pd., M.Hum. dalam acara Seminar Seni dan Budaya dengan tema “Prespektif Koleksi dan Inventarisasi Naskah (Masa Kolonial) tentang Subang” pada tanggal 29 Agustus 2023.

Seiring perkembangan zaman dan pergeseran nilai budaya di masyarakat, tayuban yang merupakan sebuah bentuk kesenian tari pergaulan berpasangan antara pria dan wanita kalngan menak yang berada di wilayah Cirebon dan Sumedang, tumbuh dan berkembang ke wilayah Priyangan, sampai ke daerah Subang.

Pada masa pendudukan pemerintahan Hindia Belanda terjadi pergeseran nilai, tayub dijadikan media hiburan baik oleh para petinggi Belanda maupun oleh kaum bangsawan dan Priyayi.

Daerah Subang merupakan daerah perkebunan ‘P en T landen’, yaitu perusahaan perkebunan peninggalan kekuasaan pemerintah Hindia Belanda, sekarang menjadi PTP Nusantara, dan para pekerjanya merupakan pendatang dari luar wilayah daerah Subang, di antaranya Cirebon dan Sumedang yang cenderung mempunyai nilai kultur keraton (menak bangsawan) yang masih kental.

0 Komentar