Vaksinasi: Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati

Vaksinasi: Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati
0 Komentar

Tujuan pemberian vaksin adalah untuk meningkatkan kekebelan tubuh guna melawan virus. Hingga kemarin, jumlah vaksin yang didatangkan dari negeri tirai bamboo itu sudah mencapai 173,1 juta dosis. Jumlah tersebut terdiri dari vaksin jadi maupun berupa bahan baku yang perlu memerlukan pengolahan lanjutan. Jumlah jadinya hanya 151,9 juta dan jumlah ini baru 30 persen kebutuhan nasional yang ditargetkan , jumlah vaksin yang diperlukan sebanyak 462 juta dosis. Kebutuhan vaksin sebesar itu harus dilakukan secara bertahap karena kendala distribusi, pengolahan  dan lainnya.

Pemberian vaksin dilakukan bertahap sesuai dengan kelompok prioritas. Pemberian vaksin ini bertujuan untuk meningkatkan imunitas tubuh seseorang juga elawan antigen dari virus Covid-19, mencegah timbulnya gejala yang berat yang berujung pada kematian, serta menjaga produktivitas dampak ekonomi maupun sosial, kurang lebih sekitar 70%-80% warga Indonesia yang harus divaksin Covid-19. Hal ini bertujuan untuk mencapai sasaran pemerintah guna melahirkan sistem kekebalan tubuh alami yang ada di suatu masyarakat atau bisa disebut dengan  Herd Immunity Corona. Pemberian vaksin pada penduduk dapat meningkatkan kekebalan tubuh sehingga meminimalisir infeksi virus Covid-19.

Kini masalah baru pun muncul, banyak orang dewasa yang enggan melakukan vaksinasi karena mereka menganggap bahwa banya balita dan anak-anak saja yang membutuhkan perlindungan vaksinasi. Mereka yang enggan melakukan vaksinasi disebabkan karena kurangnya tingkat kesadaran dan antisipasi akan kesehatan dikarenakan berbicara tentang antisipasi sebelum terjadi memang sudah menjadi budaya orang Indonesia sehingga mereka tidak tahu pentingnya vaksinasi bagi orang dewasa.

Baca Juga:Kesenjangan Ekonomi, si Miskin Makin Miskin, si Kaya Makin TertawaDampak Covid-19 Ancam Stunting pada Anak

Berbagai upaya  ditempuh pemerintah agar masyarakat mau melakukan vaksinasi. Mulai dari sosialisasi melalui media sosial hingga penyuluhan langsung di lokasi vaksinasi. Di beberapa lokasi juga di jumpai bagi lansia yang sudah melakukan vaksinasi di beri apresiasi berupa sembako seperti beras dan kebutuhan pokok lainnya. Hal ini tentu saja akan mendorong masyarakat yang awalnya enggan di suntik vaksin menjadi terdorong untuk melakukan vaksinasi. Sebernarnya mereka yang enggan melakukan vaksinasi hanya termakan oleh berita hoax yang beredar di media sosial yang menyebutkan bahwa vaksin  digunakan di Indonesia mengandung mikrocip magnetis padahal jelas hal tersebut tidak mungkin terjadi.

0 Komentar