“Dia bilang, kerjaan tinggal sedikit lagi. Gaji tinggal nunggu sisa tunggakan, habis itu langsung pulang. Tapi sekarang yang pulang bukan orangnya, tapi jenazahnya,” ujar Ratna.
Setiap hari, kata Ratna, Rahmat rutin berkomunikasi dengan Ratna. Pagi, siang, dan malam mereka video call. Namun, malam sebelum kejadian, Ratna mengaku merasakan firasat aneh.
“Mual, dada sakit, engga bisa tidur. Rasanya gelisah. Padahal malam itu kami masih video call, satu dua jam biasa becanda, cerita,” ucap Ratna.
Baca Juga:Komisi IX berama BGN Gelar Sosialisasi Program MBG untuk Warga CianjurBekas Bangunan Liar di Jalur Dawuan Pilar Subang yang Ditertibkan Pemprov Mulai Ditata
“Suami saya cerita kalau dia lagi tidur di rumah kepala desa karena situasi di sana lagi perang, takut diserang. Pagi saya tunggu kabar, engga ada. Saya telepon, malah orang lain yang angkat. Katanya suami saya sudah meninggal,” katanya.
Ratna pun berharap, jenazah korban bisa segera dipulangkan untuk dikebumikan di Kabupaten Purwakarta.
“Saya minta, almarhum suami saya bisa segera dipulangkan. Dia ke sana niat untuk bekerja bukan untuk mati dibantai begitu. Pokoknya saya mau dia pulang dan dimakamkan di sini,” ujar Ratna.(add)
