Amdal Harus Berikan Solusi Dampak Pembangunan

Amdal Harus Berikan Solusi Dampak Pembangunan
MUSYAWARAH: Pemdes Gempol menggelar musyawarah desa, untuk membahas AMDAL terkait rencana pembangunan dan pengoperasian Jalur Kereta Api menuju Patimban. YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Mulai disusunya Amdal untuk rencana pembangunan dan pengoperasian Jalur Kereta Api menuju Patimban mendapat perhatian sejumlah pihak. Banyak yang berharap, studi AMDAL ini bisa menghasilkan kajian yang bermanfaat dan menjelaskan potensi dan solusi bagi masyarakat juga lingkungan terdampak.

Kepala Desa Gempol Mayo Sumaryo menyebut, berbekal pengalaman dari pelaksanaan pekerjaan access road, permasalahan AMDAL menjadi sangat penting. Utamanya soal efeknya terhadap desa.

“Pekerjaan access road itu, getaran tiang pancang menimbulkan efek retak-retak di rumah warga. Kontraktor ada perjanjian, setelahnya akan menyelesaikan tapi hasilnya tidak memuaskan, masyarakat mengadu ke desa, desa juga tidak bisa berbuat banyak,” ucap Mayo.

Baca Juga:Breaking News! Mobil Pick Up Terseret Kereta Api di Perlintasan Desa Jati, CipunagaraSudah Dijemput, Sebagian Warga Subang Menolak Dipulangkan dari Wamena

Belum lagi kata Mayo, soal penyerapan tenaga kerja yang akan melibatkan banyak tenaga kerja lokal. Namun, nyatanya masih minim.

Untuk itu ia berharap, AMDAL dan rekomendasi dapat dijalankan dalam praktiknya. Dampak-dampak yang ditimbulkan juga bisa menjadi perhatian.

“Jangan sampai kejadian lagi seperti kemarin, kalau saat ini memang seperti bagus. Tapi realitanya juga harus dilaksanakan soal AMDAL itu,” jelasnya.

Ditempat yang sama, Tokoh Masyarakat Desa Bojong Tengah Karwan juga menyoroti soal dampak sosial ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Potensi dampak dari pembangunan jalur kereta api harus dianalisis sedalam mungkin.

“Adanya pembangunan itu dampaknya sangat luar biasa, sistem sosial pun bisa berubah. Juga soal tenaga kerja lokal, penyerapannya harus jelas dan itu wajib, jangan sampai saat pekerjaan perusahaan itu bawa tenaga kerja sendiri-sendiri,” ucapnya.

Sementara itu, pemerhati lingkungan Ade Wahyudin berharap, dokumen amdal yang akan disusun bisa merinci secara detail potensi dan dampak yang terjadi.

“Harus juga memperhatikan sisi sosial ekonomi, dan kearifan lokal, jangan sampai nantinya terjadi konflik sosial,” jelasnya. (ygi/sep)

0 Komentar