Belanda Akan Kembalikan Berlian 70 Karat ke RI

Belanda Akan Kembalikan Berlian 70 Karat ke RI
DOK SEKRETARIAT KABINET KUNJUNGAN: Raja Kerajaan Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima melakukan kunjungan kenegaraan yang disambut Presiden RI Joko Widodo.
0 Komentar

JAKARTA–Museum Rijks dan Tropenmuseum di Amsterdam mengkonfirmasi, bahwa Pemerintah Belanda bakal mengembalikan sekitar 100.000 benda pusaka milik Indonesia yang diambil semasa penjajahan.

Dilansir The Guardian, Senin (12/10), satu di antara ratusan ribu pusaka yang akan dikembalikan yakni berlian 70 karat milik Sultan Banjarmasin. Barang tersebut dikuasai Belanda di akhir abad ke-19 dan kini dipajang di Rijksmuseum.

Museum di Belanda mendukung laporan yang mengusulkan ‘pengakuan dan perbaikan ketidakadilan’ semasa kolonialisme di nusantara. Inventarisasi barang-barang pusaka turut dilakukan oleh Dewan Kebudayaan Belanda.

Baca Juga:Akibat Pandemi Covid-19, PAD Karawang Turun 18 PersenKejutan Oktober

“Jika itu bukan milik Anda, Anda harus mengembalikannya,” kata penulis laporan badan penasihat pemerintah Belenda, Lilian Gonçalves-Ho Kang You.

Direktur Rijksmuseum, Taco Dibbits mengatakan lembaganya sudah bekerja untuk mengidentifikasi asal-usul koleksi dan struktur formal untuk pengembalian akan diterima. “Ini adalah masalah penting yang semakin mendapat perhatian, termasuk internasional, dalam beberapa dekade terakhir,” ujarnya.

“Kami berharap hal ini berkontribusi pada dialog yang konstruktif dengan negara asal. Selain itu, penting agar museum bekerja sama secara internasional untuk menambah pengetahuan tentang kawasan ini,” lanjutnya.

Direktur Tropenmuseum, Stijn Schoonderwoerd mengatakan kepada surat kabar Het Parool, bahwa apa yang dilakukan pemerintnah Belanda merupakan sebuah langkah yang maju.

“Dengan ini, Belanda mengambil tanggung jawabnya dengan mengakui ketidakadilan dan memungkinkan untuk mengembalikannya. Kami menyambutnya,” ujarnya.

Sebelumnya pada Maret lalu, Belanda mengembalikan sebuah belati bertatahkan emas diserahkan, yang kemudian dikenal di Indonesia milik Pangeran Diponegoro.(der/fin/vry)

0 Komentar