Catatan Harian Dahlan Iskan: Tembak Menembak

Catatan Harian Dahlan Iskan: Tembak Menembak (Foto:Disway.id)
Catatan Harian Dahlan Iskan: Tembak Menembak (Foto:Disway.id)
0 Komentar

Gagal. Alias belum nasibnya.

Pengangkatan Clark ini urung hanya karena ada perkembangan baru: terjadi pengunduran diri masal di staf Departemen Kehakiman dan di staf Gedung Putih. Waktu pun kian mepet.

Satu skenario lagi gagal.

Sulitnya, massa pendukung Trump sudah telanjur mendapat angin: Trump pasti bisa dilantik jadi presiden. Mereka sudah bersatu untuk berkumpul di Washington. Mereka siap menggagalkan pengesahan hasil Pilpres di Gedung Capitol.

Maka setelah mendengarkan orasi Trump mereka berkonvoi ngeluruk ke Capitol. Mereka menduduki gedung wakil rakyat itu. Mereka memecah kaca. Membuka paksa. Mencari pimpinan acara. Menduduki kursi Nancy Pelosi, sang ketua. Anda sudah tahu semua.

Baca Juga:Catatan Harian Dahlan Iskan: Bintang WanitaCatatan Harian Dahlan Iskan: Kepung Cendol

Untuk apa rumah Trump dan HP Perry sampai diubek-ubek FBI? Ini baru kali pertama rumah mantan seorang presiden digeledah. Ini kali pertama HP seorang anggota DPR disita.

Ini pasti gawat. Ternyata dua hal itu menyatu dan terpisah. Menyatunya di urusan pendudukan Gedung Capitol. Terpisahnya di urusan campur tangan Rusia dalam Pilpres Amerika. Pilpres tahun 2016 dan 2020.

Yang pertama Trump sebenarnya kalah secara suara. Tapi Hillary Clinton kalah dalam meraih jumlah ”kursi”.

Kini Partai Republik murka atas perlakuan pada Mar-a-Lago dan HP Perry. Amerika, kata para tokoh Republik, sudah seperti negara komunis: kekuasaan dipakai alat untuk memberangus lawan politik.

Trump menyebut Mar-a-Lago telah diserbu dan dikepung. Istilah yang sangat provokatif.

Tokoh Republik yang juga Gubernur Florida mengatakan “Amerika sudah sama dengan Banana Republic”. Anggota DPR Republik yang norak, Marjorie Taylor Greene, wanita dari Georgia itu, menilai “kini pemerintah Amerika dikendalikan oleh sekte setan pencabul anak”.

Sebagian pendukung fanatik Trump memang benar-benar percaya yang dikatakan Taylor itu. Menurut mereka Biden dan kelompok pimpinan Demokrat harus dihancurkan –bahkan secara fisik. Biden dkk itu dianggap musuh agama seperti tertulis dalam injil –versi tafsir mereka.

Baca Juga:Gerak Cepat, Dharma Pertiwi dan BKKBN Tinjau Keluarga Berisiko Stunting di Jawa BaratKang Hengki Ingin Deklarasikan KBB Beauty Of Priangan Berskala Internasional

FBI sampai bergerak karena campur tangan Rusia di Pilpres Amerika dianggap lebih penting dari seorang mantan presiden. Mereka ingin menuntaskan itu. Demikian juga pendudukan Gedung Parlemen, dianggap anti konstitusi.

0 Komentar