Cegah Siswa Ketergantungan Gadget, DHIS Kenalkan Permainan Tradisonal

Cegah Siswa Ketergantungan Gadget, DHIS Kenalkan Permainan Tradisonal
LOMBA BAKIAK: Siswa-siswi DHIS Lembang nampak antusias mengikuti lomba bakiak pada peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2019. EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

LEMBANG-Peringatan Hari Sumpah Pemuda bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya mengadakan lomba permainan tradisional. Sebab, tanpa disadari, anak-anak jaman sekarang sangat bergantung dengan gawai atau gadget yang membuat mereka jadi kurang aktif bergerak dan jarang bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Di tengah gempuran permainan modern, pengenalan terhadap olahraga tradisional Indonesia juga mulai digalakkan lagi. Salah satunya dilakukan oleh Darul Hikmah Integrated School (DHIS) Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Acara yang diikuti siswa-siswi dari tingkat pertama dan atas ini berlangsung seru. Anak-anak diajak menjajal permainan jaman dulu seperti sonlah, lari balok, balap bakiak, bola pipa dan sebagainya. “Kegiatan hari ini untuk memperingati Sumpah Pemuda, jadi kami mengadakan beberapa lomba permainan tradisional. Kebetulan tadi pagi, kita juga kedatangan universitas di Malaysia untuk sharing dan melihat penampilan budaya Indonesia, tari-tarian dan lainnya,” kata Maulana Ristanto, guru DHIS Lembang, Senin (28/10).

Baca Juga:Pemuda Diajak Bangun DesaPenyedia Jasa Kesehatan Diimbau Tempuh Perizinan

Untuk mencegah ketergantungan anak terhadap gawai, dia mengaku, pihaknya melarang siswa menggunakan gawai di lingkungan sekolah. “Bagi siswa yang pulang pergi, gawai diserahkan ke wali kelasnya. Sedangkan siswa asrama, mereka sama sekali dilarang membawa gawai,” ungkapnya.

Pihaknya berharap, melalui peringatan Sumpah Pemuda ini siswa-siswinya semakin cinta kepada bangsa dan budayanya. “Selain itu, bisa mengurangi penggunaan gawai. Dengan berkurangnya penggunaan gawai, mereka bertambah cinta dengan permainan tradisional Indonesia,” ujarnya.

Alisya, siswa kelas XI menyatakan, kini dirinya tertarik melakukan permainan tradisional dibanding gawai. “Lebih menarik permainan ini, ada kerjasamanya. Bermain gatget lebih cepat bosan, “katanya.

Diakuinya, kebanyakan teman-temannya sudah mengenal beberapa permainan tradisional. Namun, ada pula siswa yang baru pertama kali mencoba. “Sejauh ini, teman-teman senang karena mendapat ilmu baru, ternyata ada permainan tradisional seperti ini,” tambahnya. (eko/sep)

0 Komentar