Covid-19, dan Kesalehan Sosial

Covid-19, dan Kesalehan Sosial
0 Komentar

Permasalahan pasca pandemi tidak cukup hanya menghitung jumlah yatim piatu saja tetapi termasuk mendata serta mengidentifikasi juga menganalisis sejauh mana tingkat keterdampakannya sehingga bisa dicarikan solusi secara bersama. Semua perlu identifikasi juga bukan hanya yatim piatu tetapi termasuk jumlah guru yang meninggal akibat Pandemi serta bidang apa saya yang ditinggalkannya termasuk tenaga strategis lain harus diidentifikasi secara matang sehingga bisa ditemukan solusi pemecahannya. Seperti Kaisar Jepang, maka setelah perang dunia II dengan hancur leburnya Hirosima dan Nagasaki maka yang ditanya adalah berapa jumlah Guru yang masih hidup, bukan berapa jumlah tentara yang masih selamat. Mengapa demikian, karena tidak semua orang bisa menjadi guru sementara untuk menjadikan jenderal cukup seorang kopralpun bisa dinaikkan pangkatnya menjadi Jenderal dalam hitungan detik.

Belum lagi dampak ekonomi yang diderita oleh kalangan penghasilan yang berdampak akabat kebijakan PPKM, dunia transportasi dan pariwisata sudah lama menderita lebih dulu, dunia bisnis dengan tenaga kerja yang mengalami PHK masal sudah lama menderita, usaha non formal yang bisa jualan semampunya sudah lama gulung tikar usahanya karena pandemi. Meningkatnya jumlah kemiskinan baru ini perlu mendapat penanganan yang serius kalau tidak ingin semakin berkepanjangan akses sosialnya. Namun dalam sebuah riset disebutkah bawa pandemi tidak begitu berdampak pada sektor non formal dan pertanian karena kedua sektor ini semua orang membutuhkannnya.

Berkaitan dengan semakin meningkatnya jumlah kaum miskin baru, pemerintah telah menggelontorkan berbagai program bantuan pengentasan kemiskinan seperti BLT (bantuan Langsung Tunai), Bantuan Pangan non Tunai yang berupa Bahan makan langsung bagi kaum yang berdampak, PKH (Program Keluarga Harapan), KIP, KIS dan berbagai jenis batuan lain untuk meringankan kaum yang kena dampak Covid 19. Jelas program bantuan ini sangat bermanfaat bagi penderita dampak karena covid-19, namun pepatah mengatakan jangan beri ikan tetapi berilah kail untuk mengais ikan itu rupanya perlu diberikan dalam program ini. Apalagi dilapisan bawah sering dikeluhkan pendataan kaum miskin dan berdampak ini tidak tepat sasaran, karena beberapa orang yang merasa sangat miskin tidak mendapat bantuan sementara yang relatif mampu mendapat bantuan. Memang kejadian ini bersifat kasuistik, tetapi cukup menyakitkan si miskin apabila terjadi kekeliruan data semacam ini.

0 Komentar