Di Masa Pandemik, Pegawai PLN Harus Lebih Berempati

Di Masa Pandemik, Pegawai PLN Harus Lebih Berempati
0 Komentar

Sistem saat ini yaitu kapitalisme, semua diukur dengan materi. Negara membebankan semua kepada rakyatnya. Perhitungan pada kapitalisme adalah untung rugi. Termasuk dalam urusan kebutuhan warganya. Negara seakan tidak rela, bila rakyat di berikan harga gratis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan dalih membantu negara, dalam hal membayar utang negara kepada asing. Bahkan bagi yang masih dalam kandungan pun sudah menanggung beban utang negara. Fasilitas umum yang seharusnya milik rakyat, dalam kapitalis di jual belikan. Seperti halnya listrik, kapitalis merupakan negara pengusaha (pemilik modal).

Mereka memberikan harga semaunya, termasuk harga listrik. Karena listrik di miliki pengusaha atau perindividu, karena negara tidak berhak atas listrik. Padahal haram hukumnya privatisasi atas listrik yang menyebutkan tarif mahal.
Sistem kapitalisme memang berbeda jauh dengan sistem Islam. Dalam sistem Islam kebutuhan listrik adalah kebutuhan krusial warga, dan merupakan kepemilikan umum, sehingga negara menjamin ketersediaan listrik bagi masyarakat. Karena kepemilikan umum di khususkan untuk rakyat dari negara. Kepemilikan umum yang disediakan oleh negara ada tiga, yaitu air, api, padang rumput dan listrik termasuk api, sebagai penerangan.

Rasulullah pun bersabda :
Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara, yaitu Padang rumput, api dan air. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Laman:

1 2
0 Komentar