Dinamika Kuliah Online di Mata Dosen

Dinamika Kuliah Online di Mata Dosen
0 Komentar

Proses adaptasi setiap orang berbeda-beda ada yang cepat dan ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama. Meskipun demikian, pada semester pertama penerapan kuliah daring pembelajaran dapat berjalan dengan lancar meskipun masih harus banyak dilakukan evaluasi. Pada semester kedua mereka mulai terbiasa dengan sistem daring. Baik mahasiswa dan dosen pun sudah bisa menyesuaikan diri dengan baik. Sayangnya, sampai detik ini tidak semua dosen benar-benar paham akan makna pembelajaran jaral jauh. Masih saja ada dosen yang hanya memberikan materi dan tugas sebagai bentuk kehadiran mahasiswa. Padahal sejatinya pembelajaran jarak jauh ialah proses pembelajaran yang dilakukan tanpa bertatap muka secara langsung. Maknanya meskipun tidak beratatap muka secara langsung setidaknya dosen bisa memfasilitasi atau menyampaikan materi perkuliahan secara virtual (online). Sebab di masa yang serba online seperti ini kita harus mampu menyesuaikan keadaan dan kebutuhan mahasiswanya.

Problem yang menghiasi saat pembelajaran virtual adalah semangat untuk mengikuti kuliah dari awal hingga akhir. Berdasarkan pantauan rata rata yang mengikuti kuliah berkisar 50-70 persen, itupun tergantung semesternya. Sudah layak berlaku bahwa semester awal lebih rajin dibanding semester tua. Sedangkan yang sudah masuk zoom , ada yang tidak mengikuti sampai akhir. Hal ini bisa menjadikan mereka tidak memahami materi secara utuh dan akan terlihat pada sesen forum diskusi serta pengerjaan home assignment. Dibanding dengan pembelajaran luring, persentase mengikuti kuliah bisa mencapai 85-95 persen. Ini tentu jadi pekerjaan rumah dosen untuk bisa mengatasi. Disamping problem tingkat partisipasi, masih ada problem lain yang lebih krusial yaitu ghosting. Sebagian besar bahkan semua peserta kuliah daring tidak mengaktifkan camera sehingga dosen tidak bisa melihat wajah peserta, apa yang dia lakukan saat pembelajaran berlangsung dan pakaian yang dikenakanpun tidak bisa dipantau. Alasan yang diberikanpun bermacam macam, mulai dari sinyal yang jelek sampai pada ketidaksiapan kuliah bahkan yang sangat memprihatinkan adalah ketika dosen bertanya kepada yang bersangkutan, dia berada di warung borjo untuk menikmati makanan dengan temannya.

0 Komentar