Dinsos Siapkan Terobosan Minimalisir Kampung Cinta

Dinsos Siapkan Terobosan Minimalisir Kampung Cinta
Kepala Dinas Sosial Subang Drs. H. Deden Hendriana M.Pd.
0 Komentar

Perharinya, Mawar bisa mendapatkan 2 konsumen, di samping dirinya juga menjadi simpanan dari pria luar kota. Mawar bisa dibilang menikmati kehidupannya, dikarenakan hanya menemani konsumen yang datang, hingga jika meminta untuk menemani ke tempat tidur dengan bayaran yang sudah ditentukan. “Mulai dari menemani nyanyi sampe urusan ke kasur,” katanya.

Kampung cinta identik dengan musik yang diputar dari kaset , dengan lampu-lampu kecil warna-warni dengan hanya ruangan kecil. Jika tamu ingin minum alkohol, maka membeli dulu di luar. Kebanyakan wanita-wanita berusia muda dan bersatatus janda. “Disebutnya nyanyi di rumah. Kalau pengen ngamar, tamu langsung diajak di kamar di rumah,” katanya.

Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Sosial dan Napza Dinas Sosial, Dedi Ruhaedi mengatakan, mengenai kampung cinta sudah ada sejak dari dulu kala. Kendalanya, para wanita yang ada di kampung cinta enggan untuk meninggalkan kegiatannya, dikarenakan penghasilan yang menggiurkan dan kerja tidak terlalu berat. “Kebanyakan mereka enggan meninggalkan kegiatannya, karena dapat uang mudah dan kerja tidak terlalu berat,” katanya.

Baca Juga:Saibun Galau6 Kawanan Pencuri Mesin Dibekuk Polisi

Dedi mengaku, pihaknya sudah berulang-ulang kali meminta kepada para PSK yang berada di lokalisasi Cimacan, Royek, Cikijing, Pantura, Sasakjon dan juga kampung cinta, agar meninggalkan pekerjaannya. Namun kebanyakan enggan. “Mereka berpikir jika bekerja di pabrik, atau di tempat lainnya menguras waktu. Kerja berat dengan penghasilan yang biasa, dibandikan dengan per jam atau 2 jam mendapatkan uang yang lumayan besar,” terangnya.

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Subang dr Maxi mengatakan, mengenai prostitusi erat kaitannya dengan panyakit menular seperti HIV/Aids. Masyarakat juga harus waspada dengan penularan penyakit tersebut, yang salah satunya bisa ditularkan dengan hubungan seks. “Sangat rentan tertular penyakit HIV/Aids, jika melakukan hubungan seks yang tidak sehat,” jelasnya.

Dr Maxi mengaku pernah melakukan observasi ke kampung cinta. Namun untuk meminimalisir kampung cinta, harus ada peran aktif dari semua lintas sektor yang ada. Pasalnya, keberadaaan kampung cinta sudah ada sejak lama. “Harus ada kebersamaan dan juga kerjasama dengan lintas sektor,” ujarnya.(ygo/vry)

0 Komentar