Eksploitasi KBU Bisa Timbulkan Masalah

Eksploitasi KBU Bisa Timbulkan Masalah
KAWASAN LINDUNG: Pengadilan Negeri Bale Bandung saat menggelar pemeriksaan setempat (PS) terhadap gugatan perwakilan kelompok (class action) warga terhadap aktivitas pembangunan di kawasan Punclut yang termasuk ke dalam Kawasan Bandung Utara (KBU). DOKUMENTASI
0 Komentar

Seperti diketahui, alih fungsi lahan di KBU acap kali menjadi biang penyebab bencana, khususnya banjir di cekungan Bandung saat musim hujan. Kawasan strategis KBU seluas 38 ribu hektare yang masuk ke wilayah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Bandung Barat banyak yang diubah menjadi kawasan permukiman atau kompleks komersial.

Dengan maraknya eksploitasi lingkungan di KBU, tak menutup kemungkinan jika banjir yang sering menyerang Kota Bandung bisa kembali terjadi pada tahun ini jika kerusakan alam tidak segera dibenahi dari sekarang.

Sementara itu, sebagian warga Bandung Utara bersama penggiat lingkungan Jagaseke dan Matabatara mengadakan penanaman pohon dikawasan punclut Bandung Barat, sebagai upaya meminimalisir kerusakan lingkungan di Bandung Utara.

Baca Juga:PENGUMUMANBerkah Ga Terbatas dari Smartfren di Bulan Penuh Berkah

“Salah satu bentuk Perbaikan ekologi lahan adalah dengan menanam pohon. Pohon memperbaiki siklus air, menyimpan air, menyerap karbon, menghasilkan okdigen, mengurangi tingkat kebisingan, habitat dan sumber pakan binatang liar. Bahan baku obat dan pangan manusia, juga meningkatkan keindahan dan keasrian lingkungan punclut,” kata ketua Jagasekke Abdulah Bagus.

Menurutnya, dengan melakukan penanaman pohon dikawasan Punclut, sebagai upaya untuk memperbaiki tangkapan air dan menjaga kawasan agar tidak terjadi longsor dan meminimalisir potensi banjir di kota Bandung pada saat musim penghujan.
“Pohon engurangi erosi, mengurangi resiko longsor dengan akarnya yang memperkuat struktur tanah mengurangi resiko banjir dengan menambah resapan dan menyimpan kelebihan air, Areal hijau dan resapan cekungan bandung harus dijaga dan diperluas, bukan dikurangi,” kata Abdul.(eko/din)

0 Komentar