Fenomena Masjid dan Kemakmurannya di Indonesia

Fenomena Masjid dan Kemakmurannya di Indonesia
0 Komentar

Oleh
Drs.H.Priyono,M.Si ( Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Penasehat Takmir Masjid Al Ikhlas Sumberejo,Klaten Selatan,Klaten, Jateng )

Masjid dan Mushola bertebaran di bumi Allah
Tempat bersimpuh dan bermunajad
Pusat informasi dan berinteraksi umat
Pusat menggali ilmu dan umat berdiskusi

Kini rumah Allah megah dan berwarna warni
Saling berdekatan jaraknya
Penanda kedekatan umat dengan Illahi
Tapi kemakmuran masjid jadi masalah di kemudian hari ?

Baca Juga:Hati-hati dengan Politik UangPolusi, Uji Emisi dan Solusi

Hai umat Islam bersatulah untuk menegakkan islam
Dengan memakmurkan masjid yang ada didekatmu
Jika tidak, kalian akan menjadi buih
Karena kalian akan menjadi makanan empuk kelompok lain

Puisi di atas ingin melukiskan kondisi masjid dan jamaahnya di Indonesia meskipun belum bisa mewakili setiap daerah terutama yang memiliki kekhasan, akan tetapi apa yang dapat dilihat mungkin seperti itu kondisinya.

Semangat untuk membangun masjid yang luar biasa karena Allah SWT memberikan surga, akan tetapi belum diikuti dengan semangat untuk memakmurkannya meskipun Allah juga telah menjanjikan mereka akan mendapatkan petunjuk seperti yang di firmankan dalam QS At Taubah ayat 19. Masjid yang makmur mestinya juga bisa membuat sejahtera jamaahnya. Keduanya harus hidup dalam simbiosis mutualistis, saling membutuhkan, tolong menolong dan saling memberi simpati maupun empati. Maka diperlukan takmir masjid yang beriman, ikhlas mengelola masjid dan punya ekonomi yang baik.

Jumlah masjid dan mushola terus meningkat baik baik jumlah maupun kualitasnya baik di pedesaan maupun perkotaan,baik mandiri maupun subsidi dan di Indonesia kini sudah mencapai 800.000 lebih, baik yang berada di lingkungan masyarakat maupun yang melengkapi fasilitas umum seperti SPBMU,Restauran, Rest Area dll. Jadi rata rata tiap 220 orang di suatu wilayah pasti ada masjidnya cuma distribusi spasialnya belum merata. Rasio kota tentu lebih banyak jumlahnya dibanding desa karena kondisi ekonomi lebih baik dan kepadatan penduduknya lebih tinggi.

Peningkatan jumlah tempat ibadah tersebut sebagai salah satu indikator keimanan seseorang yang berada di dekat masjid bila ia sekaligus pemakmurnya . Bahkan masjid dijadikan tempat wisata religi misalnya di Solo, Karanganyar, Blitar dan Lamongan serta tempat lainnya dan adan yang didesign seperti layaknya rest area karena ada restaurannya dan fasilitas penunjang lainnya, sehingga masjid tidak hanya tempat untuk bersujud atau untuk meningkatkan keimanan atau makanan rochani kita, akan tetapi sekaligus sebgai tempat untuk makan jasmani kita. Memang masjid tersebut keberadaannya masih bervariasi dalam pengeloalannya baik dari segi kebersihan, kemakmuran dan fungsi masjid yang sebenarnya.

0 Komentar