GERAKAN LITERASI DAN FALSAFAH IQRO

Literasi
0 Komentar

Sedangkan ayat kauniyah adalah ayat-ayat fenomena alam semesta, yang melahirkan dasar-dasar logika induktif (empiris). Kedua logika inilah yang menjadi dasar logika ilmu pengetahuan modern sampai hari ini.

“Kata Iqra memberikan pelajaran bahwa langkah awal untuk mengadakan perubahan sosial yang baik harus diawali dengan iqra’,” demikian disimpulkan cendekiawan muslim, Ismail Raji al-Faruqi.

Di samping kata iqra’, ada dua tema lainnya yang berkaitan dengan tradisi intelektual, yaitu al-akram dan al-qalam. Kata al-akram (Iqra’ wa rabbuka al-akram) memberikan pemahaman, tidak boleh berhenti setelah iqra’ pertama, karena ada iqra’ selanjutnya.

Baca Juga:Omzet Rp10 Hingga 15 Juta, Permintaan Bunga Sukulen Terus MeningkatRapid Test di Tempat Wisata Bandung Barat Hanya untuk Karyawan Objek Wisata

Aktualisasi iqra’ dimatangkan dalam proses diskusi atau dialog sebagai proses pencarian keilmuan agar lebih mapan.

Tujuannya agar kita terbiasa terlibat dalam kesadaran dua sisi. Satu sisi, kita akan semakin mengenal diri kita ketika dihadapkan pada pengertian dan penghayatan teman diskusi kita dalam proses dialektika ilmu.

Sisi lain, diskusi juga akan membawa kita kepada kesadaran baru yang keluar dari diri sendiri, lalu menuju ke pengenalan orang lain dalam bingkai pencarian kebenaran bersama. Tujuan intinya, agar kita terbiasa bijaksana (mensifati sifat Allah SWT, al-akram) dalam berpikir, bertutur dan bersikap.

Tema selanjutnya adalah al-Qalam (pena) yang memainkan peran penting dalam tradisi intelektual Islam selanjutnya.

Allah SWT mengajarkan kita dengan perantaraan pena

Ayatnya menjelaskan bahwa “Allah SWT mengajarkan kita dengan perantaraan pena”. Pena adalah simbolisasi keilmuan yang telah matang.

Tema ini memotivasi munculnya tradisi menulis sebagai tindak-lanjut dari membaca dan diskusi. Mengingat pentingnya tema ini, Allah SWT sampai bersumpah “Demi Pena”, dan dalam al-Qur’an sendiri ada satu surat yang diberi nama al-Qalam.

Tradisi ini yang memotivasi umat Islam menjadi umat terdidik. Pemahaman mendalam terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan khazanah ilmu-ilmu klasik Yunani serta bangsa lainnya – ditambah dengan pembacaan terhadap fenomena alam, serta diiringi dengan tradisi diskusi dan menulis, telah menstimulasi lahirnya khazanah keilmuan baru.

Baca Juga:Petugas Gabungan Tertibkan Pedagang Tumpah di Depan Ruko Gunungsari lembangJimmy Optimis Bacabup Gerindra di Pilkada Kabupaten Karawang

Dalam semangat inilah Ibnu Sina berhasil merumuskan dasar-dasar ilmu kedokteran modern yang dituliskannya dalam kitab “al-Qanun fi al-Thib”, yang sampai sekarang karya besarnya itu tetap menjadi literasi penting bagi ahli-ahli kedokteran dunia.

0 Komentar