GERAKAN LITERASI DAN FALSAFAH IQRO

Literasi
0 Komentar

Demikian pula dengan al-Khawarizmi (ahli matematika) dengan “Hisab al-Jabar wa al-Muqabala”-nya yang memperkenalkan kegunaan angka-angka terutama angka nol (0), Ibnu Rusyd dengan “Bidayat al-Mujtahid”-nya, Ibnu Hayyan, Ibnu bajah, al-Gozali dan ulama-intelektual muslim lainnya.

Penulis teringat ketika mengikuti Program Peningkatan Keprofesionalan Guru Jawa Barat Tahun 2010. Ketika itu penulis homestay selama satu bulan di Adelaide, salah satu kota yang memiliki model pendidikan terbaik di Australia.

Hasil karya terbaik mendapat apresiasi tinggi

Salah satunya adalah tradisi literasi yang sangat terprogram dengan baik. Peserta didik tidak hanya dimotivasi untuk meningkatkan minat baca, namun juga distimuli memproduksi hasil bacaan menjadi hasil karya intelektual melalui diskusi dan karya tulis atau gambar, yang kemudian hasilnya dipajangkan di dinding kelas, majalah dinding dan buletin sekolah. Hasil karya terbaik mendapat apresiasi tinggi dari seluruh warga sekolah.

Baca Juga:Omzet Rp10 Hingga 15 Juta, Permintaan Bunga Sukulen Terus MeningkatRapid Test di Tempat Wisata Bandung Barat Hanya untuk Karyawan Objek Wisata

Hal ini membuat peserta didik lebih termotivasi. Ada keinginan dan cita-cita, ada usaha dan kreasi, ada proses, ada hasil dan kemudian ada apresiasi.

Yang menarik, di dinding kelas mereka terpajang beberapa kalimat motivasi, salah satunya diliterasi dari Francis Bacon, seorang pemikir pendidikan modern, “Membaca membuat kita menjadi penuh.

Diskusi membuat kita menjadi bijak… Menulis membuat kita menjadi cermat”. Harusnya ke arah ini gerakan literasi di sekolah diarahkan.(*)

0 Komentar