1.000 orang dengan HIV/Aids (ODHA) Inginkan Rumah Singgah

1.000 orang dengan HIV/Aids (ODHA) Inginkan Rumah Singgah
DISKUSI: Para ODHA bersama KPA, RSUD, BPJS Kesehatan menggelar diskusi mengenai kepesertaan BPJS untuk pengidap ODHA. YUGO EROSPRI
0 Komentar

SUBANG-Sebanyak 1.000 orang dengan HIV/Aids (ODHA) menginginkan rumah singgah untuk bisa berekspresi. Dari data tahun 1999 hingga 2018, sebanyak 800 orang tewas karena mengidap Aids. Demikian diungkapkan Sekertaris III KPA Kabupaten Subang, dr. Maxi.

“Ada 1.800 warga Kabupaten Subang yang mengidap HIV/Aids sejak tahun 1999-2018. Sebanyak 800 orang diantaranya, tewas karena HIV/Aids,” katanya.

Dokter Maxi menjelaskan, pihaknya sudah berupaya melakukan program pencegahan dengan cara membongkar gunung es untuk menemukan penderita HIV/Aids. Pihaknya juga meminta para SKPD yang merupakan anggota KPA Subang, agar bisa melakukan penemuan secara massive penderita HIV/Aids di Kabupaten Subang.

Baca Juga:Caleg PAN Sri Rahayu Dukung Ormas XTC Aktif di Kegiatan SosialKapolres: Faktor Kelalaian Manusia, Sopir Bus Bima Suci Ditetapkan Tersangka

Dijelaskan dr Maxi, 1.000 ODHA yang saat ini masih terus bertahan hidup dengan mengonsumsi obat-obatan antirectoviral (ARV) ataupun dengan cara lainnya. Dari 1.000 ODHA, termasuk di dalamnya PSK dan lainnya. Pihaknya diminta para ODHA agar bisa dimasukan menjadi peserta BPJS mandiri. Maka dari itu, pihaknya mencoba memfasilitasi adanya antara ODHA untuk menjadi tercover BPJS tersebut sudah disampaikan kepada pihak Pemkab Subang.

“Dari 1.000 ODHA, baru sekitar 50 orang yang masuk menjadi kepesertaan BPJS. Kita sudah disampaikan kepada pihak Pemda Subang termasuk BPJS Kesehatan,” ujarnya.

Dokter Maxi menambahkan, para ODHA juga menginginkan adanya rumah singgah untuk berkreativitas. Hal tersebut pastinya membutuhkan dana yang besar, karena harus bersifat seperti panti. “Harus ada kepala sekretariat, petugas IT, dan lainya. Kami juga sudah menyampaikan kepada Pemda Subang,” tambahnya.

Sebagai upaya pencegahan penularan HIV/Aids di Kabupaten Subang, dengan cara meminta jika melakukan seks dengan pengaman. “Penularan HIV/Aids bisa dikatakan tinggi di Subang Kota malah dibandingkan dengan Pantura,” terangnya.

Sementara itu, salah satu ODHA yang tidak mau disebutkan namanya, meminta Pemda Subang bisa mengadakan rumah singgah, sehingga untuk ODHA bisa berekspresi dan berkreativitas. “Rumah singgah sebagai sarana untuk kami bisa menuangkan kreasi,” ujarnya.(ygo/vry)

info grafis

Fakta-fakta ODHA di Kabupaten Subang

– 1999-2018 terdata 1.800 pengidap ODHA
– 800 sudah meninggal dunia
– 1.000 masih bertahan dengan mengonsumsi obat ARV
– Hanya 50 ODHA terdaftar BPJS

0 Komentar