Ini Krologis Pembacokan Pelajar di Pusakajaya

Ini Krologis Pembacokan Pelajar di Pusakajaya
YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES OLAH TKP: Tim INAFIS Polres Subang saat melakukan identifikasi TKP meninggalnya korban akibat terkena bacokan senjata tajam.
0 Komentar

Sementara satu orang yang juga diduga korban sempat melarikan diri ke gang warga juga hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.

“Nah yang satu ini, korban yang terkena sajam sempat minta tolong dan tergeletak. Dari lokasi kejadian itu sempat lari dan ambruk di Wesel. Di situ masih ada orang, ada yang jualan, bahkan darahnya ke mana-mana. Ada di gas juga karena korban mau merangkul ingin minta tolong,” jelasnya.

Tak lama kemudian, gerombolan motor tersebut kembali berbalik arah ke menuju Pusakanagara. Saksi Aang juga menjelaskan, tidak mengetahui secara pasti apakah korban tersebut sebelumnya mengenal gerombolan atau ada motif pembegalan.

Baca Juga:ASTRA Infra Kampanyekan Nataru Aman dan AsikSambut Tanam, Pemdes Normalisasi Saluran

“Nah, yang diduga korban ini kan dua orang. Satu ada yang lari ke gang. Satu lagi meninggal di lokasi karena terkena, tapi tidak tahu apakah mereka ini satu motor atau tidak, karena setelah kejadian tersebut tidak ditemukan adanya motor korban. Entah motornya dibawa saya kurang hafal persisnya, karena pas saya melihat sudah kejadian ribut-ribut,” tutur Aang.

Salah satu keluarga korban Karso menuturkan, ia mendapat informasi awal dari pacar korban yang melihat informasi di media sosial. Dari ciri-ciri yang ada dan pakaian yang dipakai, korban terindikasi merupakan saudaranya.

“Nah, setelah itu saya cari tahu informasi memang benar, bersama adik korban langsung ke Puskesmas Pusakanagara untuk memastikan,” kata Karso.

Sebagai paman dan keluarga, Karso berharap aparat kepolisian bisa mengungkap dan mengusut tuntas kasus tersebut. Ia juga berharap pelaku mendapatkan hukum yang setimpal atas perbuatannya tersebut. “Saya harap pelaku bisa tertangkap dan dihukum sesuai aturan yang berlaku,” jelas Karso.

Sementara itu, adik korban Jenal Arifin juga menyampaikan, pada malam hari kakaknya pergi bersama teman-temannya. Namun ia tidak mengetahui tujuannya.

“Biasanya ya kalau main atau nongkrong tidak jauh, di sekitar lapang desa. Tapi semalem gatau pergi kemana. Sempat dilarang juga sebetulnya,” imbuhnya. (ygi/vry)

Laman:

1 2
0 Komentar