Awal Tahun, Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat Diprediksi 50 Juta

Penduduk Provinsi Jawa Barat
0 Komentar

BANDUNG-Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat diprediksi mencapai angka 50 juta penduduk pada awal tahun tahun depan. Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Kusmana pada webinar Hari Kependudukan Sedunia 2020 yang digelar BKKBN Jawa Barat bekerjasama dengan Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Jawa Barat dan Universitas Padjadjaran (Unpad), Sabtu (11/7).

Webinar menghadirkan narasumber Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Rektor Unpad Rina Indiastuti, Ketua Dewan Profesor Unpad Sutyastie Soemitro Remi, Produser Eksekutif Kompas TV Abie Besman, dan tokoh remaja Jawa Barat Putri Gayatri.

Kusmana menjelaskan, situasi kependudukan Jawa Barat perlu mendapatkan perhatian serius para pemangku kepentingan. Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia sekaligus tetangga ibu kota, Jawa Barat memiliki peran strategis dalam pembangunan di Indonesia.

Baca Juga:Lucian K. TruscottBebas Hukum Pancung Setelah Bayar Diyat Rp15,2 Miliar, Eti Binti Toyib Positif Covid-19

“Sesuai proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk Jawa Barat akan mencapai jumlah 50 juta pada tahun ini atau awal tahun depan. Ini patut mendapat perhatian serius mengingat wajah kependudukan nasional akan sangat dipengaruhi kependudukan Jawa Barat. Baik-buruknya kependudukan nasional akan sangat bergantung kepada Jawa Barat,” kata Kusmana.

Sementara itu, Rektor Unpad Rina Indiastuti menegaskan pentingnya mitigasi kependudukan untuk memaksimalkan potensi bonus demografi Jawa Barat. Mitigasi menjadi sangat penting di tengah situasi pandemi maupun pascapandemi. Perempuan dan remaja perempuan Jawa Barat perlu untuk mendapat pemahaman memadai tentang mitigasi risiko risiko pascapandemi covid-19. “Apa yang kita bicarakan sangat penting dan terkait langsung dengan pandemi Covid-19. Covid-19 membawa kita pada tatanan baru, karena itu perubahan sudah seyogyanya dilakukan. Covid-19 melahirkan krisis kesehatan. Tentu berdampak pada kehidupan sosial-ekonomi. Mari kita lihat, hari-hari ini yang mereka alami. Remaja tidak boleh ke kampus, tidak sekolah, diam di rumah, dan seterusnya,” kata Rina.

0 Komentar