Unik dan Meriah, ini 2 Gelaran Festival di Purwakarta

Unik dan Meriah, ini 2 Gelaran Festival di Purwakarta
0 Komentar

Apa yang pertama kali terbersit di pikiran saat mendengar kata Purwakarta? Sate Marangginya yang nikmat, atau Air Mancur Sri Baduga yang megah sebagai air mancur terbesar di Asia Tenggara mungkin menjadi hal yang akan mengingatakan pada Purwakarta.

Tapi tahukah Anda bahwa Purwakarta juga memiliki banyak sisi menarik yang mungkin akan membuat Anda lebih sering berkunjung ke daerah ini. Salah satunya adalah agenda tahunan yang digelar untuk mempromosikan kekayaan budaya dan kekhasan pariwisata Purwakarta ke masyarakat luas, yaitu acara Festival.

Di Purwakarta ada 2 festival yang diselenggarakan setiap tahunnya untuk meningkatkan kunjungan wisata, di mana setiap festival berlangsung meriah dan selalu ditunggu oleh masyarakat.

Nyi Pohaci Festival

Baca Juga:Kehadiran Gibran Mewarnai Pilwalkot Solo 2020Neng Farah Soroti Modernisasi Alutsista

Nyi Pohaci Festival adalah salah satu agenda dari rangkaian hari ulang tahun Purwakarta. Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menjelaskan maksud “Nyi Pohaci” yang diangkat menjadi tema Hari Jadi Purwakarta ke 188 dan Kabupaten Purwakarta 51. Menurutnya diangkatnya Nyi Pohaci merupakan salah satu branding untuk mengangkat pertanian di Purwakarta. Perlu diketahui, Nyi Pohaci sendiri merupakan sebutan untuk kata padi dalam Bahasa Sunda.

Festival ini diramaikan dengan acara Festival Kuliner yang menyajikan makanan-makanan yang berbahan dasar beras. Belum lama ini, Nyi Pohaci Festival ini diramaikan dengan gelaran tari kolosal 1.000 penari jaipong dan pemecahan rekor Muri pawai awug terbanyak di Indonesia. Sekadar diketahui, awug merupakan sejenis kudapan tradisional yang terbuat dari tepung beras yang dikukus menggunakan aseupan (tempat menanak nasi terbuat dari anyaman bambu berbentuk kerucut) bersama gula merah. Karena dikukus dalam aseupan, dalam penyajiannya pun mirip tumpeng berbentuk kerucut.

Festival Dulag

Festival Dulag (bedug) merupakan kegiatan rutin tahunan pemerintah daerah Purwakarta dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Menurut Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, malam takbir identik dengan menabuh bedug disertai takbir hingga menjelang pelaksanaan salat ied, karena menabuh bedug bagian tradisi yang tidak bisa terpisahkan menyambut Lebaran.

Dalam Festival Dulag ini, para peserta tidak hanya menabuh bedug, tetapi juga dapat mengikuti perlombaan pada festival ini. Ketika dilombakan, setiap peserta festival dulag harus memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi dekorasi kelengkapan bedug hingga nada ketukan bedug. Selanjutnya akan ada juri yang melakukan penilaian festival dulag 2019 yang nantinya pada malam tersebut juga diumumkan pemenangnya.

0 Komentar