Buruh dan Rakyat Sepakat Tolak Omnibus Law

Buruh dan Rakyat Sepakat Tolak Omnibus Law
YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES HARI KEDUA: Aksi demo dari buruh di Pantura yang menolak diberlakukannya UU Cipta Kerja.
0 Komentar

SUBANG-Hari kedua, aksi buruh menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, ratusan buruh melakukan aksi demonstrasi di Kawasan Depan PT Bumi Makmur Perkasa (BMO), Patokbeusi yang dekat dengan perbatasan Kabupaten Karawang.

Meski tak sebanyak hari sebelumnya, ratusan massa yang tergabung dalam serikat Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), berunjuk rasa menentang UU Cipta Kerja serta solidaritas terhadap kasus yang dialami PUK FSPMI PT BMP. Aksi demi juga turut dihadiri gabungan PUK FSPMI PT. PPN, PT. Krevis, dan PT. Pungkook.

Salah satu perwakilan aksi massa Muharso mengatakan, turunnya kembali buruh di wilayah Pantura, masih dalam rangka aksi menolak UU Cipta Kerja yang dinilai banyak merugikan kaum buruh. Bahkan tak hanya soal buruh, UU Cipta Kerja ini menyangkut berbagai macam hal seperti soal izin lingkungan.

Baca Juga:520 Personel Petugas Gabungan Kawal Unras Buruh di Hari KetigaPanas Menyengat, Belum Ada Pejabat Subang Menemui Ribuan Buruh di Alun-alun

“Ini masih dalam rangkaian seperti aksi kemarin, bahkan sebelumnya saat masih pembahasan. Kami kaum buruh bahkan saat ini bersama petani, nelayan dan pekerja dari profesi lain sempat beberapa kali melaksanakan aksi di DPRD Subang, suaranya masih sama menolak Omnibus Law ini,” ungkapnya

Ia menambahkan, massa telah sepakat menolak UU Cipta Kerja ini seperti polemik yang telah tersebar dan media ketahui baik yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, investasi maupun lingkungan. “Buruh dan rakyat Subang ini bersepakat menolak Omnibus Law yang bisa menyengsarakan rakyat,” imbuhnya.

Sementara itu, terkait aksi yang dilakukan di depan PT BMP, ia juga menambahkan, hal tersebut merupakan bentuk solidaritas dari teman buruh dan serikat. Saat ini telah terjadi sengketa ketenagakerjaan, terkait dengan dimutasinya salah satu PUK FSPMI PT BMP ke Lampung, serta protes terkait upah borongan yang dinilai buruh tidak wajar. “Ini juga bentuk solidaritas dari kami. Salah satu PUK kami disini dimutasi ke Lampung tanpa sebab dan juga terkait upah borongan kerja di sini yang terus menurun,” tuturnya

Dalam aksi tersebut, massa aksi dijaga ketat aparat kepolisian dari wilayah Pantura. Aksi ini juga berlangsung damai dan tertib.(ygi/vry)

0 Komentar