Ini Tuntunan Nelayan Patimban kepada Kemenhub!!

nelayan patimban
AKSI: Massa yang tergabung dalam paguyuban nelayan Patimban dan Forum Masyarakat Peduli, saat melaksanakan aksi di depan Kantor Desa Patimban, Kamis (16/7). YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Ratusan nelayan Patimban bersama LSM Forum Masyarakat Peduli (FMP), melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Desa Patimban. Massa berunjuk rasa menyampaikan dua tuntutan utama. Namun, tuntutan pertama soal kompensasi nelayan tak dapat dipenuhi oleh Kemenhub.

Koordinator Paguyuban Nelayan Patimban Anta mengatakan, kembali turunnya nelayan ke jalan untuk menuntut janji-janji dari pemerintah terkait dengan kompensasi nelayan. Sebab, saat ini nelayan sangat terdampak dengan Pelabuhan Patimban. Anta menyebut, setelah melakukan aksi, hasilnya tidak ada kompensasi yang dapat diberikan oleh Kementerian Perhubungan pada nelayan.

“Kami datang ke sini untuk menuntut kompensasi. Sebab, laut yang selama ini tempat kami mencari nafkah terganggu karena pembangunan pelabuhan Patimban,” ucap Anta.
Anta juga menambahkan, setelah berunding dengan pihak KSOP, soal kompensasi itu tak dapat diberikan karena dasar hukum serta alasan lain.

Baca Juga:Oknum PNS Purwakarta Cabuli Bocah di KarawangEnam Desa di Pusakanagara Salurkan BLT Dana Desa

Lalu, Asep Sumarna Toha atau Asep Betmen menyebut ada 2 tuntutan utama yang yang disampaikan nelayan. “Pertama, nelayan mendorong agar adanya kompensasi kerugian akibat akses melaut terhambat sejak Pelabuhan Patimban dibangun. Kedua, kami mendorong transparansi penyaluran dan pengelola CSR yang terlibat dalam pengelolaan Pelabuhan Patimban melalui Pemda Subang dan itu dilaksanakan secara transparan,” ungkapnya.

Menanggapi, soal keluhan nelayan pihak Kemenhub tidak bisa memenuhi tuntutan kompensasi tersebut, karena saat ini tak ada dasar hukumnya. Bahkan, rencana soal pemberian bantuan solar untuk TPI juga tak dapat disalurkan karena ditolak oleh kejaksaan.

Mengenai pemberdayaan nelayan, Konsultan Patimone Rizan Ghazi atau akrab disapa Rizani menambahkan, nelayan yang terdata 1.530 dalam assesmen tahap pertama. Namun, karena ada yang tidak tercover maka dilakukan assessment kedua dengan jumlah total lain mencapai 1.975.

Warga terdampak sudah didata

“Dari jumlah tersebut kita laksanakan beberapa kegiatan kepada warga terdampak atau WTD. Tapi tidak hanya nelayan baik itu ada petani ada orang dengan lanjut usia, semuanya intinya pada warga yang terdampak yang telah kita data,” ucap Rizani.

Pelatihan berbagai program pelatihan yang dilaksanakan sendiri ada 13 program. Antara lain, pelatihan forklift pelatihan pengelasan, basic safety training, kuliner enterpreneurship, urban farming, pengolahan produk olahan seperti daging sapi, budidaya lele, perakitan jaring rampus, Food court, Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) serta cleaning servis.

0 Komentar