Pupuk Subsidi Sulit, Harga Jual Padi Merosot

Pupuk Subsidi
BERBURU TIKUS: Kelompok tani di Subang, menunda tandur. Mereka memutuskan untuk berburu tikus lebih dulu hingga ke sarang-sarangnya sebelum tandur. INDRAWAN SETIADI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Tahun ini, benar-benar tahun yang sulit bagi setiap orang apapun profesinya. Tidak terkecuali petani. Selain serangan hama yang nyaris terjadi setiap tahun, harga padi yang dimainkan tengkulak, untuk tahun ini ditambah pula dengan adanya pandemi Covid-19, dan langkanya pupuk subsidi.

Sudarman (43), salah satu petani asal Wanareja Subang mengungkapkan kepada Pasundan Ekspres, ragam cobaan dialami petani pada tahun ini. Jika tidak dibarengi dengan perasaan sabar dan tawakal, maka bisa berakibat gangguan mental.
“Kurang-kurangnya bisa gila, kalau hama tiap tahun pasti ada hama, kita juga biasa. Sama korona mah duh, sulit. Dampaknya ke harga jual, merosot turun,” ungkapnya.

Selain itu, pupuk bersubsidi juga menjadi langka, kendati memang sudah diatasi oleh kelompok. Itu juga, jika tidak terus mendesak ke intansi terkait, mungkin akan tidak kebagian juga. “Kalau pupuk kan sama kelompok diupayakan, terus koordinasi dengan dinas. Yang paling parah, ya harga sih. Kita jadi tergantung pada tengkulak yang datang dari luar kota, karena memang harganya lumayan merosot, mereka lebih tinggi sedikit berani,” tegasnya.

Baca Juga:IMI Korwil Subang Sabet Juara Umum Piala MenporaRidwan Kamil: Yance Sosok Yang Peduli Akan Budaya

Petani yang lain, Herman mengungkapkan hal yang sama dengan Sudarman. Meski Herman berlokasi di bagian Barat Subang (Kalijati), namun masalah serupa juga dialami Herman. Dia malah untuk panen kemarin mengaku, tidak langsung menjual seluruh hasil panennya. Selain harganya merosot, hasil panennya sengaja disimpan untuk keperluan sehari-hari. “Kalau dijual mah sedang jelek harganya. Simpan asja buat undangan, kebetulan sedang banyak hajatan tetangga. Ada juga sih sebagaian yang dijual,” kata Herman.

Beruntungnya meski memang pandemi masih berlangsung, saat ini pemerintah sudah berani bergerak memutuskan untuk kembali membuka kegiatan ekonomi, melalui Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Kendati berlangsung belum optimal, namun setiap orang mempunyai harapan yang sama untuk segera bangkit kembali.(idr/vry)

0 Komentar