Karya Penyandang Disabilitas Mejeng di Galeri Seni Jerman, Bukti di Balik Keterbatasan Ada Kelebihan

Karya Penyandang Disabilitas Mejeng di Galeri Seni Jerman, Bukti di Balik Keterbatasan Ada Kelebihan
0 Komentar

JAKARTA – Sentuhan kuas dan kanvas mengalirkan imajinasi. Dari itu, sebuah kekuatan seni bertransformasi menjadi hasil karya bernilai tinggi.

Begitulah momen yang tertangkap saat demonstrasi melukis yang dilakukan para penyandang disabilitas rungu wicara di acara Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021 yang digelar oleh Kementerian Sosial, Jakarta (1/12).

Salah satu pemilik goresan tangan penuh talenta tersebut adalah Mohammad Rizky Nur Yahya. Kiking, begitu remaja 16 tahun ini biasa siapa, menjadi salah satu undangan pada momen HDI 2021 dari Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Kalijudan, Surabaya.

Baca Juga:Penanganan Banjir, Dr Otong: Waterfront CityKasus KDRT Psikis di Karawang, Valencya Didampingi 11 Pengacara Peradi

Kiking dikenal suka utak-atik, iseng, tetapi kreatif. Ia bahkan bisa disebut serbabisa. Gesit bidang olahraga, canggih membatik, dan juga piawai melukis. Nah, talenta Kiking yang sangat menonjol adalah fotografi.

Penyandang disabilitas rungu wicara ini merupakan peraih The Best Photographer pada acara Workshop Fotografi yang diadakan Unicef 2019 silam.

Tak sendiri, Kiking bersama Septian (15 tahun) yang juga merupakan penyandang disabilitas rungu wicara menyabet gelar the best team pada workshop tersebut.

Tak berbekal kamera canggih, Kiking mampu menghasilkan sebuah foto yang benilai seni tinggi berdasar pengamatan juri Giacomo Pirrozi, seorang fotografer berkebangsaan Italia saat Workshop Fotografi dari Unicef.

Terbukti, pasca menyabet gelar tersebut, foto karyanya mejeng di pusat pameran seni terkemuka di dunia, di Gedung Gurzenich, Jerman. Foto karyanya diambil di Pasar Keputran saat Workshop Fotografi dari Unicef. Dari 21 peserta asal Surabaya, hanya mereka berdualah yang merupakan penyandang disabilitas.

Menteri Sosial Tri Rismaharini saat Acara HDI 2021 di Gedung Aneka Bhakti Kemensos Jakarta bercerita tentang mereka. Dulu Septian ditemukan olehnya di jalanan dan dibawa ke Liponsos Kalijudan. Tidak diketahui dimana orangtuanya.

Tak kalah trenyuh, Rizky dititipkan di Liponsos Kalijudan oleh pihak kelurahan karena nenek dan kedua orangtuanya telah meninggal.

Baca Juga:Bungursari Lakeview Open House Selama Dua Hari, Bayar Tanda Jadi Bisa Dapat Motor dan ACUnik, Suami Istri Mencalonkan Diri Jadi Kepala Desa Anak Pertama Dukung Ayah, Bungsu Tim Sukses Ibu

Sejak 2016 di Liponsos Kalijudan, mereka diajarkan berbagai keterampilan. Mulai dari keterampilan fotografi dengan menggunakan handphone hingga DSLR.

Rizky dan Septian dikenal memiliki kejelian dalam mengambil gambar dan mengamati satu objek. Selain itu, mereka juga gemar melukis. Sejak saat itu, mereka diajak untuk mengikuti berbagai pameran sebagai salah satu cara memasarkan hasil karya mereka.

0 Komentar