Kejutan di Perang Dagang

Kejutan di Perang Dagang
0 Komentar

Tiongkok sendiri merasa tidak seperti yang digambarkan Trump. Pertumbuhan ekonomi memang melambat. Tapi jurus-jurus baru sudah disiapkan. Bank sudah diminta menyiapkan ada lebih Rp 1.500 triliun. Di tahun 2019 ini. Untuk pengusaha kecil dan menengah. Juga mengurangi pajak. Membuka pasar modal untuk start-up. Model Nasdaq di New York.

Tiongkok juga tetap meneruskan program ini: membuat bulan purnama tiruan. Agar tidak perlu listrik umum di malam hari. Ujicobanya di Sichuan sudah berhasil.
Dan minggu lalu bikin kejutan baru: mendarat di bulan.

Mendaratnya bukan kejutan. Tapi bulan yang didarati adalah kejutan: sisi lain dari bulan yang pernah didarati Amerika.

Sisi yang gelap itu.

Tim dagang terus berunding. Tapi kejutan lain juga terus terjadi.

Baca Juga:Tertibkan Kependudukan, Pemdes Citra Razia KontrakanAPK Dirusak, Bawaslu Tingkatkan Patroli Pengawasan

Lihatlah Selasa pagi kemarin. Kereta api lapis baja Korea Utara tiba di stasiun Beijing. Isinya: Kim Jong-Un. Pemimpin Korea Utara. Yang hari itu mestinya lagi berulang tahun. Yang ke 37 tahun.

Begitu sering Kim bertemu Xi Jinping. Seperti mengabaikan Trump.
Kim memang lagi marah. Senjata nuklirnya sudah dilucuti kok sanksi ekonominya belum dicabut. Kim seperti tidak sabar. Begitu ingin cepat memajukan ekonomi negaranya.
Ia tahu: Rusia sudah terang-terangan minta agar sanksi itu dicabut. Ia juga tahu: Tiongkok setuju dengan usul Rusia itu.

Tapi Amerika masih belum setuju.
Perang ternyata tidak hanya di sektor dagang. (Dahlan Iskan)

Laman:

1 2 3
0 Komentar