Mantan Mendag Ini Desak Pemerintah Gratiskan Internet Untuk Pendidikan

Mantan Mendag Ini Desak Pemerintah Gratiskan Internet Untuk Pendidikan
Ketua IKA UPI, Enggartiasto Lukita saat menutup webinar seri ketiga IKA UPI bertajuk “Guru Digital versus Pandemi: Menyoal Kompetensi Guru Era Digital”, Sabtu (4/7).
0 Komentar

“Saya ingin kembali menegaskan bahwa Indonesia ini bukan hanya Jakarta, bukan hanya Jawa. Indonesia terbentang mulai Sabang sampai Merauke. Artinya, ketika kita berbicara pembelajaran daring atau PJJ, maka hal hal yang harus diperhitungkan dengan matang adalah kondisi seluruh wilayah di tanah air. Pendidikan harus bisa diakses anak-anak kita di seluruh daerah di Indonesia. Salah satunya dengan membuka akses internet gratis untuk pendidikan,” tegas Enggar.

Menurutnya, akses internet gratis sangat mungkin dilakukan atas pertimbangan dua hal. Pertama, satelit milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) masih memiliki slot yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk keperluan layanan pendidikan. Kedua, pemerintah bisa melakukan realokasi anggaran tanpa harus mengubah struktur anggaran yang sudah ada. Sangat mungkin untuk dilakukan realokasi.

“Saya akan berkomunikasi dengan Pak Menteri Kominfo. Satelit Kominfo masih memiliki slot yang bisa digunakan. Masalahnya, Kominfo tidak bisa mengeluarkan atau membayar ini jika tidak ada permintaan atas penggunaannya. Permintaan itu datangnya dari Kemendikbud. Ini harus segera ditindaklanjuti. Saya akan dorong Pak Menteri untuk menindadaklanjuti atas permintaan dalam webinar ini. Ini perjuangan kita bersama. Realokasi anggaran ini memungkinkan sekali. Sebab kalau ini direalokasi, sebenarnya tidak mengambil dari anggaran lain,” Enggar menegaskan.

Baca Juga:Ormas Manggala Garuda Putih Minta Pemkab Segera Urus Jalan RusakZona Biru, Pemkab Purwakarta Keluarkan Rekomendasi Operasional

“Ini bisa kehilangan generasi jika kita membiarkan anak-anak kita tidak belajar akibat ketiadaan akses internet. Kasihan juga guru-guru kita karena tidak bisa berbuat banyak banyak. Bagaimana mereka mau melakukan pembelajaran sementara mereka hidup saja susah. Harus membeli pulsa. Ini banyak sekali pengorbanan mereka di daerah. Hanya karena keterpanggilan mereka mau spend untuk itu,” tambah Enggar.

Penegasan serupa datang dari Retno Listyarti. Hasil survei yang dilakukan KPAI terkait PJJ menunjukkan adanya banyak masalah yang muncul. Pemicunya utamanya adalah ketersediaan akses internet tersebut. Secara umum, guru yang mengajar di perkotaan cenderung lebih memiliki akses yang luas terhadap kepemilikan gawai atau laptop dan akses internet. Kondisi sebaliknya terjadi di daerah-daerah terpencil. Di Papua misalnya, ada 54 persen siswa tidak melaksanakan pembelajaran daring.

0 Komentar