Menanam Etika Politik, Menuai Demokrasi Terbaik

Menanam Etika Politik, Menuai Demokrasi Terbaik
0 Komentar

Bila kita bertolak pada paparan tersebut, proses penjelmaan ilmu politik menjadi ilmu pengetahuan tidaklah secara spontan maupun tiba-tiba, melainkan melalui proses panjang dengan menimbang segala aspek ontologis, epistimologis, dan aksiologis.

Berbenah dengan istilah “ishlah bi nafsii” ataupun memperbaiki diri adalah salah satu kesadaran berpolitik untuk mengoptimalkan hati dalam membuat kebijakan ataupun perspektif umum terhadap demokrasi. Di mana harus selalu ditempatkan dalam pemikiran yang tepat dan setiap pemikiran yang tepat harus selalu di tempatnya yang tepat.

Demokrasi Terbaik

     Sering sekali kita mendengarkan istilah demokrasi. Tapi tidak menutup kemungkinan hanya sebagian kalangan yang mengerti apa itu demokrasi yang selalu sering kita dengar dan jumpai dari sisi literasi atau etimologi.

Baca Juga:Nasib Pegawai RSUD: Tidak Dapat Tukin, Jasmed Juga Belum DibayarPegawai RSUD Merasa Dianaktirikan, Minta Tukin Segera Dicairkan

Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “demos” yang berarti rakyat atau penduduk setempat dan “cratein” atau “kartos” yang berarti pemerintahan rakyat banyak kemudian di kemukakan oleh Abraman Lincoln (1808-1865) presiden Amerika Serikat ke-16, dalam istilah mengatakan bahwa “democracy is government of the people, by the people and for people” atau “demokrasi itu adalah pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Oleh karena itu untuk terciptanya demokrasi terbaik adalah jika kekuasaan benar-bener di tangan rakyat segala aspek tindakan negara ditentukan oleh kehendak rakyat. Hal ini harus selalu ditanamkan dalam negara demokrasi kita dengan segala upaya, tindakan serta kontribusi semua warga negara Indonesia dalam rangka mempersatu, memperkokoh arah dan tujuan yang substansial tanpa membedakan ras, suku, agama, dan budaya demi mencapai “Bhineka Tunggal Ika”.

 

Laman:

1 2
0 Komentar