Menyukseskan Program Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Menyukseskan Program Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
0 Komentar

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan langkah awal yang sangat baik untuk memudahkan bayi dalam memulai proses menyusui. IMD pertama kali disosialisasikan di Indonesia pada tahun 2007 saat Pekan ASI se-Dunia. IMD adalah proses membiarkan bayi menyusu dengan nalurinya sendiri dalam 1 jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara kulit bayi dan kulit ibu. Berdasarkan penelitian IDAI tahun 2011, ditemukan sebagian besar sudah meletakkan bayi di dada ibu segera setelah kelahiran. Namun umumnya (87 persen) bayi hanya diletakkan dengan durasi kurang dari 30 menit, padahal IMD yang tepat harus dilakukan minimal 1 jam atau sampai bayi mulai menyusu.

Berbagai dampak dapat ditimbulkan dari beban tidak menyusui. Bertambahnya kerentanan terhadap penyakit baik dari bayi maupun ibu. Minimnya pemberian ASI dapat mengakibatkan bayi rentan menderita penyakit infeksi. Menyusui dapat mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan menurunkan 50 persen kejadian diare pada penyakit usus prematur pada bayi. Sedangkan pada ibu dengan menyusui dapat menurunkan resiko perdarahan pasca persalinan, menurunkan 6-10 persen resiko kanker payudara, kanker ovarium dan kanker endometriosis.

Pemberian ASI Ekslusif juga dapat menjadi alat KB alami dan mencegah obesitas pada ibu pasca melahirkan. Kenaikan kerentanan resiko infeksi tersebut juga berdampak pada tingginya biaya kesehatan yang digunakan untuk pengobatan.

Baca Juga:Kekeringan di Pantura jadi Perhatian, Pemkab Terus Upayakan SolusiSatu Unit Rumah Hangus Terbakar

Penelitian juga menyebutkan bahwa bayi yang tidak diberi ASI menunjukkan penurunan IQ dan performa pertumbuhan dan perkembangan dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI. Bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif pada periode perkembangan emas terbukti memiliki IQ yang lebih tinggi dan performa yang lebih baik sehingga memiliki pekerjaan dan penghasilan yang layak. Selain itu kedekatan psikologis antara ibu dan bayi sewaktu menyusui juga mempengaruhi perkembangan emosional anak, sehingga dapat mencegah gangguan emosional yang akan ditimbulkan pada anak kelak saat dewasa. Biaya susu formula yang mahal juga dapat berdampak pada kualitas hidup generasi penerus dan perekonomian nasional.

Dampak dari tidak menyusui semakin besar. Bisa dibayangkan begitu banyaknya generasi masa depan yang tidak sehat, rentan terhadap penyakit dan pasti akan berpengaruh terhadap kualitas generasi calon pemimpin bangsa. Karenanya, sangat penting bagi anak untuk mendapatkan ASI Eksklusif dari ibu. Urusan pekerjaan serta kesibukan lain tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak memberikan ASI Eksklusif dan tidak bisa dibudayakan.

0 Komentar