Nendang Kenangan

Nendang Kenangan
0 Komentar

Pernah juga bekerja sebagai karyawan di kantor akuntan internasional Ernst & Young Jakarta: enam bulan.

Ia coba juga bisnis kain dan pakaian. Tiap hari Edward ke Tanah Abang –pusat perdagangan tekstil di Jakarta.

Suatu saat Edward ke Bursa Efek Jakarta, di sebelah sononya Pacific Place. Ia melihat begitu banyak orang antre membeli kopi. Ia pun mulai berpikir bisnis kopi.

Apalagi ia punya teman baik. Yang sudah lebih dulu terjun ke situ. Kopinya enak. Merknya Toko Kopi Tuku.

Tapi si teman terlihat tidak punya keinginan mengembangkan Tuku-nya besar-besaran. Sejak dulu sampai sekarang gerainya hanya enam.

Tidak ada yang di mal atau di office building.

Maka muncullah gagasan Edward untuk membuat kafe dengan kopi seperti Tuku. Tapi jaringannya harus sangat luas.

Edward bicara kepada temannya itu. Untuk mengambil bahan baku kopi darinya. Lalu ia ciptakan resep sendiri. Yakni campuran kopi Arabika dan Robusta. Ia cari nama sendiri: Kopi Kenangan. “Semua orang kan punya kenangan,” kata Edward. Termasuk kenangan pada mantan.

Maka salah satu menu yang disajikan di Kenangan adalah kopi mantan.

Kenapa harus ada campuran robustanya?

“Agar rasa kopinya nendang,” ujar Edward –yang pertama kali bisa minum kopi ketika kuliah di Amerika.

Edward pun kumpul-kumpul uang. Ia mengajak dua temannya. Salah satunya adalah mantannya temannya.

Dengan modal awal Rp 150 juta Edward memulai Kopi Kenangan. Gerai pertamanya di Kuningan. Yakni di gedung perkantoran yang digunakan Standard Chartered Bank.

Setelah memiliki beberapa gerai Edward lebih pede. Apalagi dalam tiga bulan pertama usahanya sudah break even point.

Ia pun lantas bertekad mencari dana besar. Dengan target mendapat tambahan modal Rp 100 miliar. Alpha JWC Ventures pun memenuhinya dengan USD 8 juta. Dengan cara menggaet Roc Capital, perusahaan milik penyanyi rap JAY-Z.

Roc Capital menggeret dana berikutnya ke Kopi Kenangan. Besarnya USD 20 juta. Atau hampir Rp 300 miliar.

Edward terus menjual prospek cerah Kopi Kenangan. Yang dalam tiga tahun akan memiliki lebih 1000 gerai di seluruh Indonesia. Akhir tahun depan sudah harus 1.500 gerai.

0 Komentar