Bahaya Laten Mengintai, Umat Jangan Santai

Bahaya Laten Mengintai, Umat Jangan Santai
0 Komentar

Oleh: Sahiyah

Ibu Rumah Tangga

Bulan September bagi kaum Muslim Indonesia merupakan bulan penuh duka, mengingatkan kembali peristiwa keji yang berdarah-darah dan itu tidak mungkin dilupakan begitu saja.

Pemberontakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G 30 S/PKI) yang telah membunuh tujuh perwira tinggi TNI melalui kudeta di bawah Pasukan Pengawal Presiden Tjakrabhirawa menorehkan pilu di hati bangsa Indonesia hingga saat ini. Tidak hanya membunuh para perwira tinggi TNI saja, ribuan Muslim khususnya santri dan kiai pun tidak luput menjadi sasaran kebiadaban mereka.

Peristiwa ini merupakan rentetan dari gerakan makar kelompok komunis di tanah air, yang secara bertahap melakukan intimidasi, pembunuhan terhadap siapa saja yang menentang ideologi komunis, juga melecehkan agama.

Baca Juga:Bupati Subang Geram!Ada Masyarakat Klaim Lahan PemdaRevealing Straightforward Advice For Literary Essay Graphic Organizer

Tak tanggung-tanggung keberanian mereka, hingga salah satu pengakuan dari anak keturunan PKI yang saat ini menjadi anggota DPR dalam bukunya ” aku bangga menjadi anak PKI”. Ini tidak menutup kemungkinan bangkitnya paham komunisme mulai menggeliat.

Ideologi tidak akan mati jika masih ada pengembannya, begitu juga dengan ideologi komunisme, melalui TAP MPR nomer XXV/MPRS/1966 PKI telah dibubarkan dan dinyatakan sebagai ideologi terlarang.

Meskipun demikian nyatanya sering kita temui simbol-simbolnya di masyarakat. Bahkan banyak temuan fakta kajian seputar komunisme yang menggejala dan terus berlangsung.

Tidak hanya itu, berbagai cara pun diupayakan demi untuk mengeksiskan kembali ide komunis tersebut diantaranya dengan memutarbalikkan fakta sejarah tentang kebiadaban mereka dengan mengatakan justru mereka adalah korban, dengan tujuan upaya menghilangkan trauma kekejaman PKI.

Permasalahan ini pun tak kunjung selesai meskipun berbagai elemen masyarakat sudah gencar menolak bangkitnya komunisme di Indonesia, tetapi pemerintah alih-alih membubarkan dan memberikan sanksi kepada siapa pun yang berusaha untuk menghidupkan kembali ideologi komunis ini, yang ada malah menggelar karpet merah untuk kebangkitannya.

Umat tidak hanya terancam dengan bangkitnya komunisme tetapi umat pun sedang berada pada posisi terjepit diantara komunis dan kapitalis yang sama-sama mencengkeram diperbagai lini kehidupan.

Kapitalis dengan berbagai turunannya termasuk liberalis melalui pengusungnya sedang menguasai seluruh sumber daya alam negeri ini, tidak cukup itu saja kondisi lain negeri ini pun sedang dijajah pemikiran asing dan juga dijajah lewat utang luar negeri yang jumlahnya makin fantastis.

0 Komentar