Guru, Antara Idealisme dan Beban Profesi

Guru, Antara Idealisme dan Beban Profesi
0 Komentar

Vio Ani Suwarni, S.Pd.

Komunitas Guru Muslimah Inspiratif

Komunitas Guru Muslimah Inspirarif menggelar acara Forum Discussion dengan tema “Guru, Antara Idealisme dan Beban Profesi”. Pada hari Ahad, 23 Februari 2020 bertempat di Karawang.

Pembicara kita pada hari ini yakni Ustadzah Maya Sri Maryani, S.P., M.Pd. (Mudiroh Ma’had Bustanul Qur’an dan Ketua MT Annisa di Bekasi, Jawa Barat).

Pembicara memaparkan bahwa sistem pendidikan pada hari ini menuntut melahirkan generasi yang berkualitas. Akan tetapi, guru dibebani dengan tanggungjawab administrasi yang harus diselesaikan, seperti kelengkapan mengajar, RPP dan lain sebagainya.

Baca Juga:72 Orang Lolos Administrasi Mojang JajakaPerumahan CKM City Dua Miliki Lokasi Strategis

Selain itu masih banyak kita jumpai guru di berbagai daerah yang masih saja tersibukkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sehingga guru tidak fokus untuk mendidik generasi bangsa dengan maksimal. Belum lagi kesenjangan antara guru PNS dan honorer dan juga infrastruktur yang belum memadai. Pendidikan pun hanya dijadikan barang komoditi yang diperdagangkan.

Selain problem guru yang belum tersejahterakan, potret pendidikan kita pada hari ini pun mengacu pada sekularisme. Dimana ada pemisahan antara nilai-nilai agama dengan pendidikan. Padahal agama adalah pondasi berbagai aspek kehidupan, termasuk di dalamnya pada sistem pendidikan.

Kurikulum pendidikan pada hari ini berkiblat atau mengikuti negara maju (asing). Sekolah-sekolah diharuskan mengikuti pergantian kurikulum yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan. Selain itu, guru hanya sebagai fasilitator, bukan pendidik sejati. Tidak terjalinnya kesinambungan antara sub sistem di luar pendidikan, seperti (media, sistem sosial, sistem hukum peradilan) yang tidak mendukung kinerja guru.

Tujuan pendidikan di dalam Islam yakni menciptakan anak yang sukses di dunia dan akhirat. Sehingga sistem pendidikan yang ideal ketika memiliki tujuan yang visioner, motede pengajaran yang baik, pengajar yang ikhlas dan kapabel, fasilitas yang mendukung, sistem yang kondusif serta terciptanya kesinambungan semua komponen yang sejalan dengan sistem pendidikan. Peran pendidikan haruslah meciptakan jiwa pemimpin.

Metode pengajaran di dalam Islam pun harus bertumpu pada Talaqqiyyan Fikriyyan. Dimana dapat membentuk pemahaman yang bukan hanya sekedar eksplor, transfer ilmu dan hafalan saja. Akan tetapi mampu menancapkan pemikiran bahwa dunia hanyalah perjalanan. Perjalanan ini tentu saja memiliki muara tempat kita berhenti, yakni akhirat.

0 Komentar