Pejabat Memperkaya Diri Saat Rakyat Makin Terjepit, Buah Sistem Sekuler Kapitalisme

Pejabat Memperkaya Diri Saat Rakyat Makin Terjepit, Buah Sistem Sekuler Kapitalisme
0 Komentar

“Memang ditemukan disitu, karena yang bersangkutan penjaga gudang tersebut,” lanjut Alfian.
Alfian mengatakan, sebelum ditemukan tewas, anak pemilik toko tekstil sudah menghubungi Saubari. Namun dua hari tak kunjung ada respon.

Polisi lalu mengevakuasi jasad ketiganya yang dianggap kejadian tersebut murni kecelakaan.(kumparan.com, 11/9/2021).

Seharusnya peristiwa yang menimpa satu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak tersebut tidak terjadi disaat pejabat negeri ini sibuk dengan urusan harta kekayaan.

Baca Juga:Jalan Tanjungpura-Rengasdengklok Macet, DPRD: Pemkab Koordinasi dengan ProvinsiPupuk Kujang Bina Ibu Rumah Tangga Bisnis Butik

Bagaimana mungkin pejabat masih bergelimang harta sementara rakyatnya masih ada yang kekurangan tempat berteduh. Dimana hati nurani mereka?

Satu keluarga tersebut hanyalah segelintir dari data yang terakumulasi, bisa jadi jauh lebih banyak mengalami hal serupa atau bahkan lebih parah.

Begitulah hidup di era sekuler kapitalisme. Asas manfaat yang lahir dari sistem tersebut seolah menafikan peran agama yang seharusnya selalu ada dalam setiap urusan kehidupan.

Amanah jabatan hanya berlandaskan kemanfaatan belaka. Sehingga penguasa mengabaikan urusan rakyat yang menjadi tanggung jawabnya. Jabatan di sistem sekuler pun hanya bertujuan mengumpulkan pundi-pundi rupiah serta kekayaan.

Padahal Rasulullah sudah mengingatkan bahwa jabatan adalah amanah. Dan tidaklah pantas dalam pandangan Islam memperkaya diri, keluarga, maupun golongan dengan jabatan tersebut.

Pejabat seperti ini bukan hanya oknum karena fenomena sejenis terjadi pada banyak orang di berbagai level jabatan.

Inilah potret buram dari pemberlakuan dari sistem demokrasi yang digadang menjamin keadilan dan melahirkan aparatur serta pejabat yang mewakili rakyat.
Hal tersebut menjadi bukti bahwa sistem demokrasi hanya membuka lebar pintu bagi pejabat dan segelintir elit memperkaya diri. Sedangkan rakyat tertutup akses sekedar memenuhi kebutuhan dasarnya.

Baca Juga:Pembobol ATM Minimarket di Karawang Gasak Uang Rp 800 JutaSatgas Belum Izinkan Acara Hiburan di Kabupaten Bandung Barat

Apalagi di masa pandemi, dimana rakyat banyak mengalami kesusahan. Seharusnya pejabat malu mempertontonkan kekayaannya ditengah kemiskinan yang banyak melanda rakyat.

Karenanya didalam Islam meminta suatu jabatan adalah perbuatan yang dilarang agama. Hal tersebut telah dijelaskan oleh Rasulullah Saw.
Abu Sa’id ‘Abdurrahman bin Samurah berkata, Rasulullah Saw berkata padaku,

عَبْدَ الرَّحْمَنِ لاَ تَسْأَلِ الإِمَارَةَ ، فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا ، وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا

“Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta kekuasaan karena sesungguhnya jika engkau diberi kekuasaan tanpa memintanya, engkau akan ditolong untuk menjalankannya. Namun, jika engkau diberi kekuasaan karena memintanya, engkau akan dibebani dalam menjalankan kekuasaan tersebut.” (HR. Muttafaqunalaih)

0 Komentar