PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NEW NORMAL

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NEW NORMAL
0 Komentar

Secara umum kepribadian manusia ada 4 yaitu:
1. Koleris: tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka tantangan, bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguin: tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
3. Plegmatis: tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis: tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, perfeksionis, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Ini adalah teori yang klasik, sekarang teori ini banyak sekali berkembang dan masih banyak digunakan sebagai alat tes, sampai pengukuran potensi manusia dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kepribadian bukanlah karakter, setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda dan memiliki kelemahan dan keunggulan tertentu dari kepribadian tersebut.

Misalnya tipe koleris identik dengan orang yang berbicara “kasar” dan terkadang tidak peduli, pribadi yang sering susah diajak untuk serius, plegmatis seringkali susah diajak melangkah yang pasti dan terkesan pasif, melankolis terjebak dengan dilema pribadi “iya” di mulut dan “tidak” di hati, serta cenderung perfeksionis dalam detil kehidupan serta inilah yang terkadang membuat orang lain cukup kerepotan.

Baca Juga:Luka LamaMobile COVID-19 Test Dikerahkan untuk Sasar Pedagang Pasar

Mengapa perlu mengenali tipe kepribadian tersebut? Karena kepribadian adalah dasar dari pembentukan karakter, pada bagian inilah seseorang memiliki kecenderungan untuk merespon terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya, termasuk mengahadapi masa New Normal yang sekarang sedang dilakukan di hampir seluruh belahan bumi.

Salah satu contoh karakter baik yang dilakukan masyarakat Indonesia adalah bersalaman yaitu merupakan wujud rasa saling menghormati, menunjukkan sikap moral baik, serta perwujudan pendidikan karakter dengan cara menempelkan kedua tangan masing-masing. Bersalaman juga dapat mempererat hubungan silaturahmi dan menunjukan sikap santun yang sangat dijunjung tinggi dalam pergaulan masyarakat Indonesia.

Akan tetapi pada masa fisical distancing atau sosial distancing, bersalaman tidak boleh dilakukan karena hal tersebut akan memicu persebaran copid 19 semakin meluas dan tidak terkontrol. Tidak bersalaman adalah karakter yang harus dilakukan selama masa pandemi dan masa new normal, orang yang bertemu akan menjaga jarak minimal satu hingga dua meter, jangankan bersalaman, bersentuhan secara tidak disengaja pun tak akan terjadi jika haltersebut dilakukan.

0 Komentar