Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan Sekolah

opini
0 Komentar

Oleh: Suparto, S.Pd. MM

( Guru Geografi  SMA Negeri 1 Way Lima Kab  Pesawaran Lampung )

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Aspek yang dibangun guru dalam pembelajaran di kelas tidak akan pernah terlepas dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan, dan ini akan terus menjadi patokan dalam dalam menentukan keberhasilan. Untuk dapat mencapai target tersebut, guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif untuk siswa, karena esensi dari sebuah pembelajaran adalah bagaimana membuat siswa belajar tentang banyak hal dan bukan saja tentang materi pelajaran, tapi sikap dan keterampuilan dan  pendidik harus menggunakan pendekatan holistik dan seimbang dari aspek cipta, rasa, karsa dan pekerti dengan mempertimbangkan karakteristik anak yang dasarnya beragam dan unik atau sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.

Salah satu konsep dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah momong, among, dan ngemong yang kemudian dikembangkan menjadi tiga prinsip kepemimpinan di Taman Siswa: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Prinsip dasarnya, konsep-konsep pendidikan itu mengutamakan cinta dan kasih sayang. Anak bukan seperti kertas kosong, tetapi seperti kertas yang sudah terisi. Isinya adalah kodrat alam berupa bakat dan minat yang dimiliki. Tugas kita sebagai guru adalah menuntun dan mengembangkan anak sesuai dengan kodratnya. Pendidikan tidak hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan, tetapi harus dapat membuat anak memahami dunianya dan dapat memanfaatkan pemahaman tersebut untuk kebahagiaan hidupnya. Pembelajaran tidak bersifat statis, namun bersifat dinamis. Perubahan-perubahan disesuaikan dengan kodrat zaman berdasarkan kodrat alam yang dimiliki anak, karena setiap anak merupakan individu yang unik dan tidak akan sama satu dengan lainnya. Dalam hal ini, pembelajaran harus berorientasi kepada peserta didik sesuai dengan kodra alam dan kodrat zaman, akan tetapi harus memperhatikan ketercapaian kurikulum nasional. Pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik adalah pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Guru dengan ikhlas hati menghamba kepada peserta didik. Pembelajaran tidak terbatas di atas meja ruang kelas saja, yang terhalang dinding, terkurung dalam suatu ruangan. Pembelajaran bisa dilakukan dimanapun sesuai dengan konteksnya. Setiap tempat dapat dijadikan sekolah, karena belajar dapat dimana dan kapan saja.

0 Komentar