Pengunjung Wisata di Lembang Rapid Test Secara Acak

Pengunjung Wisata di Lembang Rapid Test Secara Acak
EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES RAPID TEST: Pengunjung Floating Market dilakukan rapid tes secara acak sebagai pelaksanaan protokol kesehatan.
0 Komentar

Dia mengemukakan, kali ini Dinkes KBB melakukan rapid test di dua tempat wisata berbeda. Di satu lokasi, dinkes menyiapkan total 100-200 alat rapid test. Hasilnya, dua wisatawan berdasarkan rapid test ternyata reaktif.

Ahmad Zauhari menuturkan, untuk penanganan selanjutnya, mereka akan diserahkan ke dinas kesehatan daerah asal terkait pemantauan lebih lanjut. Ini sebagai antisipasi jika berdasarkan swab test yang bersangkutan terkonfirmasi positif Covid-19. Sehingga untuk melakukan trakingnya jadi lebih mudah. “Kami langsung komunikasikan ke dinas kesehatan setempat. Datanya kan sudah tercatat,” tutur Muhamad Zauhari.

Pengunjung Terbanyak Selama Covid-19

Kunjungan wisatawan ke Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu selama libur panjang akhir pekan ini, mengalami kenaikan jika dibandingkan kondisi normal. Meski kondisi cuaca sering diwarnai hujan, namun tidak menyurutkan wisatawan dari luar daerah untuk berkunjung ke objek wisata yang kesohor dengan legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi ini.

Baca Juga:Kepo Ingin Tau Berapa Gaji CPNS Tahun 2019, Ini DetailnyaSukarela, Pedagang Kaki Lima di Jalan Raya Lembang Bongkar Lapaknya Secara Sukarela

“Secara akumulasi pengunjung ada kenaikan dari sejak libur panjang hari pertama sampai sekarang sekitar 10-15 persen,” kata Direktur Operasional PT Graha Rani Putra Persada (GRPP) selaku pengelola TWA Gunung Tangkuban Parahu, Ruslan, Minggu (1/11).

Menurutnya, angka tersebut berdasarkan jumlah akumulasi kunjungan sejak hari Rabu – Jumat 28-30 Oktober 2020. Total kunjungan paling besar terjadi Kamis 29 Oktober 2020, dengan jumlah mencapai 3.000 pengunjung.

Angka kunjungan itu merupakan yang tertinggi setelah Indonesia dilanda pandemi Covid-19 sejak Maret 2020. Tren positif kunjungan ini, kata Ruslan, sangat membantu perekonomian masyarakat sekitar Tangkuban Parahu yang menggantungkan hidup dari berdagang souvenir dan makanan. “Total ada lebih dari 1.000 pedagang di tempat ini, kalau pengunjung banyak mereka tentu akan senang juga,” kata dia.

Disinggung soal penerapan protokol kesehatan (prokes), pihaknya menerapkan standar sangat ketat. Itu diawali dengan seluruh karyawan, petugas tiket, security, hingga pedagang yang semua harus memakai masker. Karyawan atau pengunjung yang suhu tubuhnya di atas 37,2 tidak diperkenankan masuk.

“Baik karyawan dan pengunjung ke Tangkuban Parahu wajib pakai masker, tidak berkerumun, dan dicek suhu tubuh. Ini supaya semua aman dan sesuai standar prokes yang dianjurkan pemerintah,” tuturnya.(eko/vry)

0 Komentar