Posisi Arogansi Bisa Dari Golongan Profesi

Posisi Arogansi Bisa Dari Golongan Profesi
0 Komentar

Banyak wartawan yang menganggap pelanggaran kode etik tidak bahaya. Karena tidak ada resiko hukum. Wartawan lebih takut kalau tulisannya melanggar hukum.

Dalam praktek jurnalistik ada tulisan yang melanggar hukum. Sekaligus melanggar kode etik. Ada tulisan yang melanggar kode etik. Tapi tidak melanggar hukum.

Yang melanggar hukum umumnya pasti melanggar kode etik. Yang melanggar kode etik belum tentu melanggar hukum. Bagi wartawan profesional, melanggar kode etik sama takutnya dengan melanggar hukum.

Baca Juga:Deklarasi Gerakan Petani Milenial Jaringan Pemuda PetaniAnne: Jangan Ada Konflik karena Beda Pilihan

Tapi terlalu banyak wartawan yang berani melanggar kode etik. Mentang-mentang tidak ada hukumannya. Hukuman bagi seorang wartawan yang melanggar kode etik adalah moral. Saya sering menyebutkan wartawan yang melanggar kode etik harus dihukum dengan gelar kurang ajar.

Saya pernah cari terobosan. Bagaimana wartawan yang melanggar kode etik bisa dihukum. Oleh perusahaannya. Dan terobosan ini sudah saya terapkan: lewat peraturan perusahaan.

Dalam peraturan perusahaan media saya dulu, saya cantumkan satu pasal: wartawan tidak boleh melanggar kode etik. Maka wartawan tersebut bisa dikenai sanksi. Bukan berdasar pasal kode etik jurnalistik. Tapi berdasar peraturan perusahaan.

Masalahnya: banyak perusahaan media tidak punya peraturan perusahaan. Apalagi perusahaan media online. Apalagi yang dijalankan secara pribadi.

Pelajaran dari Asia Sentinel adalah: tidak malu untuk mengakui kesalahan. Juga tidak mau meminta maaf. Secara terbuka. Saya anggap Asia Sentinel sangat profesional. Wartawan yang profesional adalah bukan yang tidak pernah berbuat salah.

Wartawan profesional adalah wartawan yang ketika berbuat salah tahu apa yang harus dilakukan. Misalnya: mengakui kesalahan, mencabut atau mengoreksi tulisannya, dan minta maaf.

Tapi, demi idealisme, tidak harus juga melakukan itu. Kalau sangat yakin isi tulisannya benar. Jangan dicabut. Jangan diralat. Jangan minta maaf.

Baca Juga:Bantuan Alat Sistem Pertanian dari Pemerintah Pusat Ddinilai Tepat SasaranMerosot Tajam, Harga Garam Lokal hanya Rp700

Seperti ketika Asia Sentinel disomasi oleh Rosma Mansor. Istri Najib Razak. Perdana Menteri Malaysia saat itu.

Waktu itu Rosma hanya berani mensomasi. Asia Sentinel tidak peduli. Karena merasa benar. Kali ini, dalam kasus Bank Century, Asia Sentinel minta maaf.

Apa yang kemudian akan terjadi? Bisa saja Asia Sentinel akan kembali menelusuri perkara ini. Lalu menulis lagi hasil investigasinya sendiri. Gugatan tadi hanya jadi bahan awal saja. Bukan bahan utama.

0 Komentar