Punya Balai Laboratorium Sendiri, Jabar Komitmen Percepat Penangangan COVID-19

Punya Balai Laboratorium Sendiri, Jabar Komitmen Percepat Penangangan COVID-19
0 Komentar

Selain itu, kata Ryan, Balai Laboratorium Jabar juga memiliki sertifikat Bio Safety Laboratory 2 Plus dari World Health Organization (WHO).

“Sertifikat ini dikeluarkan bagi laboratorium yang telah memiliki sistem keamanan tes virus terutama untuk petugas sesuai standar WHO,” katanya.

Bagian dari Bio Safety Laboratory WHO, Balai Laboratorium Jabar memiliki bio safety cabinet, yakni sebuah lemari khusus untuk menyimpan sampel virus dengan steril dan aman sehingga tidak bocor dan membahayakan masyarakat.

Baca Juga:Pemakaman Jenazah COVID-19 di Jabar Aman karena Ikuti ProtokolEFEK PANDEMI: INTEGRITAS MAHASISWA DAN DOSEN SEDANG DIUJI ?

”Bio safety cabinet ini merupakan lemari khusus yang semakin meningkatkan keamanan petugas laboratorium,” kata Ryan.

Saat ini Balai Laboratorium Jabar telah memiliki tiga alat PCR dengan proses ekstraksi dilakukan secara manual. Namun dalam waktu dekat, Balai akan mendapat tambahan alat PCR dua unit dan ekstraksi dua mesin.

“Selama ini bottleneck-nya saat ekstraksi karena masih manual. Tapi dengan ada bantuan mesin, proses akan lebih cepat,” kata Ryan.

Tetap Buka Layanan Umum
MESKI disibukkan dengan pemeriksaan sampel COVID -19, namun Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat tetap membuka layanan umum seperti biasa.

Dengan 40-50 sumber daya manusia terdiri dari dua dokter spesialis, dua dokter umum, perawat, serta 40 analis senior bertaraf internasional, Balai Laboratorium Jabar siap melayani masyarakat. “Selain COVID-19, layanan umum kami juga tetap buka,” sebut Ryan.

Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan di lab Jalan Sederhana, Kota Bandung, di antaranya pemeriksaan kimia klinik seperti gula darah, koleterol, triglisterida, asam urat, kreatinin, SGOT- SPGT; pemeriksaan hematologi seperti trombosit, leukosit, hematokrit; pemeriksaan imunologi seperti hepatitis, HIV, TORCH, dengue; pemeriksaan mikrobiologi seperti TBC, kolera, tipus; serta pemeriksaan USG.

“Selama wabah ini kami bekerja sudah seperti di rumah sakit. Kami bekerja dalam beberapa sif. Sebetulnya Pak Gubernur telah mengizinkan kami untuk WFH (work from home), tapi untuk saat ini belum bisa,” kata Ryan.

Baca Juga:Prihatin 25 Dokter Meninggal Terpapar Covid-19, IDI Subang Mendesak Pengadaan APDCegah Covid-19, Linda Megawati Lakukan Penyemprotan Disinfektan

Ryan berpesan kepada masyarakat, agar tidak menganggap remeh virus ini dengan mematuhi segala anjuran pemerintah dalam hal ini Pemda Provinsi Jawa Barat, termasuk salah satunya dengan Social Distancing/Physical Distancing dan saat ini Pembatasan Sosial Skala Besar (PSSB).

0 Komentar