Begini Isi Surat Cinta dari Mahasiswa UGM untuk Pratikno dan Ari Dwipayana

Begini Isi Surat Cinta dari Mahasiswa UGM untuk Pratikno dan Ari Dwipayana (Image From: BeritaSatu.com)
Begini Isi Surat Cinta dari Mahasiswa UGM untuk Pratikno dan Ari Dwipayana (Image From: BeritaSatu.com)
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Surat cinta dari mahasiswa UGM untuk Pratikno dan Ari Dwipayana ini menjadi salah satu hal yang menarik perhatian.

Aksi yang berlangsung pada Senin, 12 Februari 2024, di halaman Fisipol UGM, menjadi sebuah aksi  antara dosen dan mahasiswa dari Departemen Politik dan Pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk menyoroti dua tokoh penting dari almamater mereka, yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Koordinator Staf Khusus Presiden RI Ari Dwipayana.

Surat Cinta dari Mahasiswa UGM untuk Pratikno dan Ari Dwipayana

Tujuan dari aksi ini adalah untuk menilik terhadap kondisi demokrasi saat ini dan perilaku politik yang dianggap semakin menjauh dari etika intelektual.

Baca Juga:Penembakan di New York Kereta Bawah Tanah, Menewaskan 1 OrangDemo Mahasiswa Gejayan Memanggil, Spanduk ‘Hancurkan dan Adili Rezim Jokowi’

Hal ini penting diketahui bahwa kedua tokoh tersebut adalah dosen di Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM dan saat ini menjabat di lingkaran kekuasaan Presiden Joko Widodo.

“Pak Pratikno dan Mas Ari Dwipayana, guru-guru kami di Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM, kami menuliskan surat ini untuk menyampaikan rasa cinta sekaligus kecewa,” kata perwakilan mahasiswa DPP UGM, Rubiansyah yang dikutip Tempo.co, Selasa (13/2/2024).

Rubiansyah mengungkapkan bahwa mahasiswa merasa terkesan dengan ceramah yang pernah disampaikan oleh Pratikno dan Ari mengenai pentingnya demokrasi.

Mahasiswa diyakinkan bahwa demokrasi adalah sebuah anugerah yang harus dipertahankan.

Namun, mereka juga menyatakan kekecewaan terhadap praktik yang dilakukan oleh keduanya, yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan sebelumnya.

Rubiansyah mengatakan bahwa Indonesia telah mengalami perubahan yang besar dari negara otoriter menjadi salah satu negara demokrasi yang paling dinamis di Asia.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran yang cukup signifikan.

“Melihat situasi perpolitikan Indonesia saat ini, rasanya kami semakin resah, sama seperti Mas Ari yang khawatir dengan harga tinggi demokrasi atau seperti Pak Tik yang resah dengan otoritarianisme Orde Baru seperti disampaikan dalam beberapa tulisan di masa lalu,” kata Rubiansyah.

Baca Juga:Israel Membebaskan Dua Sandera di Rafah, Kedok Serangan Udara sampai Menewaskan 37 Orang6 Macam Generasi di Indonesia Berdasarkan Tahun Lahir, Kamu ada di Generasi apa?

Rubiansyah juga mengkritisi tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah yang dianggap melanggar prinsip etika dan merusak fondasi demokrasi.

0 Komentar