Ultah

Ultah
0 Komentar

Anak wedok saya, Isna Iskan, bikin keputusan lain: beli tiket baru. Untuk bapak dan ibunya. Madinah-Surabaya. Juga bikin reservasi: di rumah sakit National Hospital Surabaya.

Instruksinya: begitu mendarat bapaknya ini harus langsung ngamar di rumah sakit.

Itulah yang saya lakukan. Sepanjang penerbangan memang masih sesak. Dan nyeri punggung. Dan tidak bisa BAB. Sudah lima hari.

Mendarat di Surabaya dengan selamat.

Baca Juga:Dosen STIEB Perdana Mandiri Dapat Sosialisasi e-FillingKadinkes: Gejala TB Segera ke Puskesmas

Tiga hari saya ngamar di rumah sakit itu. Tidak ditemukan mengapa saya sesak dan nyeri. Saya putuskan pulang. Malam tahun baru di rumah. Berdua dengan istri. Yang selalu membikinkan tajin.

Akhirnya saya berhasil bab. Setelah melakukan meditasi. Setelah obat-obat dari dokter tidak menolong. Termasuk segala macam yang dimasukkan lewat dubur itu.Tapi hanya sekali itu bisa bab.

Lima hari berikutnya tidak bisa lagi. Teman baik saya di Singapura, Robert Lai, lantas memaksa saya. “Sudah saya belikan tiket ke Singapura. Tinggal berangkat,” tulisnya di WeChat. “Rumah sakit, dokter dan penjemputan sudah saya atur. Saya sendiri yang jemput,” tambahnya.

Robert Lai pula yang dulu mengurus saya. Berbulan-bulan. Di Singapura, di Yantai, di Tianjin. Saat saya terkena kanker hati stadium empat. Yang akhirnya harus menjalani transplantasi hati.
Kali ini saya berangkat sendiri ke Singapura. Toh tinggal turun pesawat. Sudah ada yang menjemput.

Di Singapura itulah diketahui aorta saya pecah. Langsung masuk ICU. “Bapak beruntung. Tidak meninggal saat di Madinah. Atau saat dalam penerbangan jarak jauh Madinah-Surabaya,” ujar dokter di sana.

Itu setahun yang lalu.
Saya pun ternyata bisa berangkat ke Padang. Untuk puncak acara Hari Pers Nasional. Yang panitia menyediakan dokter. Khusus untuk menjaga saya selama di Padang.

Tulisan tentang sakit yang mematikan itulah topik DisWay di awal-awal terbit. Di media saya yang baru: Disway.id. Yang dibidani Joko Intarto.

“Habis JP terbitlah Disway,” tulis Joko dalam sebuah artikel Facebooknya.

Baca Juga:Tiga Dusun Cemara Jaya Terancam HilangBPJS Ketenagakerjaan Bakal Gelar Anugerah Paritrana 2018

Yang terjadi kemudian: ternyata saya bisa menulis tiap hari. Untuk disway. Setahun penuh.

Bisnis layanan live streaming milik mas Joko Intarto juga berkembang pesat. Tidak terganggu dengan disway. Setahun terakhir ini Mas Joko sampai kuwalahan. Ia telah menemukan bisnisnya sendiri. Itulah salah satu TV masa depan. Saya bersyukur. Disway tidak mengganggu bisnisnya.

0 Komentar