Usai Ini Kita Kuat!

Usai Ini Kita Kuat!
0 Komentar

Pandemik Covid-19 sangat memukul mundur berbagai sektor –roda perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Khususnya sektor ekonomi dan pariwisata. Awal Maret lalu saja,  Bali, wisatawan mancanegara turun hingga 40% lebih. Begitu juga Bandung dan daerah wisata lainnya. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut, penurunan tingkat okupansi sekitar 6.000 hotel di seluruh Indonesia mencapai hingga 80% imbas Covid-19 ini. Kini yang terisi paling 20%. Sampai  saat ini, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif memprihatinkan, nyaris tumbang. Semua objek wisata ditutup sementara. Tidak ada pemasukan pendapatan.

PHRI Jawa Barat tempo hari akan membuat skala diskon pariwisata untuk menggenjot wisatawan lokal. Diskon itu; tiket pesawat, hotel dan restoran. Bahkan beberapa daerah wisata yang selama ini ramai dengan okupansi hotelnya perlahan mulai ada yang merumahkan karyawannya. Apa daya, semua tempat wisata ditutup. Sejalan dengan status dari sebaran Covid-19 ini.

Tentu saja turunnya wisatawan baik domestik atau asing berdampak pada sektor riil ekonomi kreatif dan sektor informal.

Baca Juga:Cegah Hoaks dan Isu SARA jelang PILKADA Serentak 2020 PPB buat Video EdukasiInnalillahi, Ibunda Presiden Jokowi Wafat di RS Slamet Riyadi Solo

Tak kalah telaknya, nilai tukar rupiah terkoreksi tajam hingga per 25 Maret 2020 atas dollar Amerika Serikat Rp16.000 lebih per 1$ US. Pusat perbelanjaan selama merebaknya Covid-19 turun drastis hingga 90%. Demikian rilis Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI).

Begitu dalamnya dampak virus ini, pemerintah pusat dua pekan lalu berencana menyuntik sekitar Rp298 miliar agar sektor pariwisata bisa menggembirakan. Kini situasinya berbeda.

Semua upaya saat ini dikerahkan, namun status wabah ini masih belum bisa dikendalikan, berjibaku menekan agar tidak terus memakan korban.

Di Jakarta ajang bergengsi internasional sedianya akan digelar Formula -1 pun diundur. Gak penting amat.

Begitu menakutkannya virus ini di medio Februari lalu, sesaat terjadi panic buyying di beberapa tempat. Ada segelintir orang memborong sejumlah kebutuhan primer hingga masker ada yang tega menimbun. Atas kasus tersebut, Polri berhasil mengamankan penimbun. Sayangnya masker dan antiseptik sampai saat ini tidak banyak beredar di apotek, minimarket dan pertokoan. Katanya, pemerintah akan menyediakan empat juta masker.

Khusus antiseptik, saya sepakat tindakan start-up e-commerce  Tokopedia menutup permanen pelapak yang menjual mahal alat kesehatan seperti masker, antiseptik dan handsanitizer.

0 Komentar