Warga Tanjungwangi Budidaya Ikan Sistem Bioflok karena Lebih Hemat Lahan dan Air

Warga Tanjungwangi Budidaya Ikan Sistem Bioflok karena Lebih Hemat Lahan dan Air
BUDIDAYA IKLAN: Warga Tanjungwangi Masna saat berada menunjukkan kolam bioflok. ACEP WILDAN SOLAHUDIN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Warga Tanjungwangi mengungkap proses budidaya ikan bioflok. Kolam bioflok dipilih karena dapat dengan mudah disesuaikan dengan kondisi atau luas lahan pekarangan rumah.

“Kalau kolam bioflok ini lebih simpel saja dan cocok diterapkan di daerah mana pun, hemat lahan hemat air juga,” ungkap pengelola kolam bioflok, Masna.Pemanfaatan kolam bioflok dinilai cocok untuk di setiap daerah yang memiliki tekstur tanah dan suhu udara yang berbeda-beda juga memanfaatkan lahan yang terbatas. Di samping itu pemasangannya pun sederhana.

“Kekurangan dari kolam bioflok ini aerator harus tetap nyala, jadi kalau mati lampu harus siap-siap pasang genset biar ikan tetap hidup,” jelasnya.

Baca Juga:Berikan Vitamin kepada Balita, Sariater Hotel and Resort Ikut Tangani StuntingEs Podeng Melati Ciptakan Rasa Segar dan Gurih yang Khas

Di Kabupaten Subang sudah mulai banyak yang memanfaatkan sistem kolam bioflok. Salah satunya terdapat di Desa Tanjungwangi Kecamatan Cijambe. Kurang lebih terdapat 12 kelompok peternak ikan yang dinaungi oleh BUMDes Desa Tanjungwangi.

“Pengelolaan kolam ikan bioflok ini sudah dimulai sejak dua tahun lalu, tepatnya pada 2021 dan Alhamdulillah sampai saat ini bisa berjalan juga menghasilkan,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, banyak suka duka yang telah dilalui selama mengelola kolam bioflok, mulai pH air yang menurun hingga kematian ikan. Namun itu semua tidak menurunkan semangatnya untuk terus mencoba mengembangkan kolam bioflok tersebut.

“Di sini yang dibudidayakan kebanyakan ikan nila, karena memiliki daya tahan yang bagus juga pemasarannya pun tidak terlalu sulit. Mayoritas masyarakat suka dengan ikan nila,” katanya.

Kolam bioflok terbuat dari bahan terpal yang dibuat sedemikian rupa menyerupai kolam pada umumnya. Seperti di Tanjungwangi kolam dibuat berbentuk lingkaran dan memiliki diameter 5 meter dengan ketinggian air 130 cm.

“Kolam terpal dipilih karena lebih terjangkau dan menghemat biaya pembangunan,” ujarnya.

Sebelum tahap penaburan ikan, pertama-tama air dikasih garam terlebih dahulu. Tiap satu kolam diberi garam 10 – 12 kg garam, dedak, molase, M4 dan bahan lainnya yang diharapkan menjadi pakan alami bagi ikan. Setelah dikasih garam, maka kolam didiamkan dulu selama beberapa hari sebelum akhir ya di tahap penanaman bibit ikan.

Untuk kapasitas kolam sendiri berkapasitas 800 – 1200 ekor ikan nila yang kemudian dipanen setiap 3 – 4 empat bulan sekali.

0 Komentar