Festival Desa Wisata Kasomalang Kulon: Semarak Seni, Budaya, dan Semangat Nata Desa Rasa Kota

Festival Desa Wisata Kasomalang Kulon
Festival Desa Wisata Kasomalang Kulon: Semarak Seni, Budaya, dan Semangat Nata Desa Rasa Kota
0 Komentar

“Malam harinya, suasana berubah menjadi lebih khidmat dan megah dengan pertunjukan Sendratari Kolosal Desa Wisata, sebagai puncak acara Festival Desa Wisata Kasomalang Kulon, ” Jelasnya.

Menurutnya, Pertunjukan ini melibatkan puluhan penari, aktor lokal, dan seniman desa yang menampilkan kisah perjuangan warga dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal di tengah arus modernisasi. Dengan tata panggung yang megah dan pencahayaan artistik, penonton diajak menyelami sejarah, filosofi, dan semangat gotong royong warga Kasomalang Kulon.

Salah satu daya tarik utama Kasomalang Kulon adalah sumber mata air Cimutan, yang menurut Kepala Desa H. Amirudin atau sering di sapa H. Amir, memiliki kadar pH netral antara 6 hingga 7. Hal ini membuat airnya aman, segar, dan dipercaya dapat menyegarkan tubuh.

Baca Juga:

“Ketika orang mandi di sana, bakteri akan masuk ke sela-sela batuan alami seperti memasuki rumah mereka. Ini yang membuat mandi di Cimutan terasa begitu alami dan menyembuhkan,” ujar H. Amir.

Selain Cimutan, potensi wisata lainnya yang sedang dikembangkan adalah Curug (air terjun) yang tengah diperbaiki sarana prasarana serta akses jalannya. “InsyaAllah ke depan, curug ini akan menjadi magnet baru wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam,” tambah H. Amir.

Direktur BUMDes Sauyunan, Jaelani Husni, menyebut Desa Kasomalang Kulon memiliki “bonus demografis yang memikat dan mempesona.” Menurutnya, desa ini unggul karena memiliki tiga kekuatan utama: wisata alam, wisata buatan, dan wisata budaya.

Keunikan Desa Wisata Kasomalang Kulon tidak berhenti di alamnya. Salah satu daya tarik utama lainnya adalah homestay bergaya kolonial Belanda.

“Banyak rumah-rumah tua milik warga yang merupakan peninggalan zaman kolonial telah dikolaborasikan dengan BUMDes untuk dijadikan homestay, ” Ujar Jaelani.

Para wisatawan bisa merasakan sensasi menginap layaknya berada di masa lampau, sambil menikmati kesejukan dan keramahan khas pedesaan Subang.

“Homestay di desa ini tidak hanya menjadi tempat menginap, tapi juga bagian dari perjalanan sejarah dan budaya. Kita sajikan pengalaman bermalam yang autentik dengan suasana klasik yang jarang ditemui di tempat lain,” terang Jaelani.

0 Komentar