Sejarah Gobog, Mata Uang Kuno Kerajaan Majapahit dan Fungsinya di Masa Kini

uang kuno kerajaan
Sejarah gobog, mata uang kuno kerajaan Majapahit abad ke-14–16. (Foto: Radar Majapahit)
0 Komentar

Kehadiran gobog bukan hanya mempermudah kegiatan ekonomi dalam negeri, tapi juga memperkuat posisi Majapahit sebagai pusat perdagangan penting di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu, gobog sering dihiasi dengan simbol-simbol kekuasaan dan lambang agama Hindu-Buddha, yang saat itu mendominasi kehidupan masyarakat.

Fungsi Gobog di Masa Kini

Meski masa kejayaan Majapahit berakhir pada abad ke-16, gobog masih dapat ditemukan hingga sekarang.

Baca Juga:Konsep Death Stranding 3 Siap, Kojima: Belum WaktunyaNintendo Dicap Pelit, Ogah Kasih Dev Kit Switch 2 ke Developer

Banyak koleksi gobog tersimpan dan dirawat dengan baik di museum-museum Indonesia.

Para sejarawan dan numismatikawan (ahli mata uang kuno) menjadikan gobog sebagai objek studi karena nilai historisnya yang tinggi.

Menariknya, di beberapa wilayah seperti Jawa dan Bali, gobog masih diproduksi ulang oleh para pengrajin logam untuk keperluan khusus, seperti sesajen, perlengkapan upacara adat, hingga dijadikan jimat.

Di sisi lain, gobog asli peninggalan Majapahit terkadang muncul di pasar barang antik dan jadi buruan para kolektor.

Menurut berbagai sumber, gobog dijual di situs marketplace dengan harga yang cukup bervariasi, mulai dari Rp20 ribu hingga Rp5 juta per keping, tergantung nilai sejarah serta keunikannya.

Fenomena ini menunjukkan betapa besarnya nilai budaya dan historis yang melekat pada gobog.

Hal ini sekaligus menjadi pengingat bahwa warisan budaya Majapahit perlu terus dijaga, dilestarikan, dan dikaji lebih mendalam agar tetap menjadi bagian penting dari sejarah Nusantara.

0 Komentar