On The Track dan Progresif, Akademisi Beri Nilai Kinerja Mensos Risma Skor 8,5

Nilai Kinerja Mensos Risma
0 Komentar

MADURA– Memasuki satu tahun jabatan sebagai Menteri Sosial, Tri Rismaharini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Mereka menilai, kinerja Mensos sangat memuaskan sejalan dengan berbagai terobosan dan inovasi yang telah dilakukan.

Apresiasi tidak hanya datang dari politisi, tokoh masyarakat, namun juga dari kalangan kampus. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdusalam menilai, kinerja Menteri Sosial Tri Rismaharini sangat memuaskan.

“Kalau dibandingkan dengan kinerja jajaran kabinet sekarang, saya kira Bu Risma layak dapat nilai 8,5,” kata Surokim, di Madura (01/11). Bukan tanpa alasan penilaian tersebut diberikan Surokim. Ia melihat, dalam waktu sekitar satu tahun ini, kebijakan yang digulirkan Risma menyentuh area strategis.

Baca Juga:Mayat yang Ditemukan di Situ Neglasari Ternyata Warga Pabuaran SubangBuruh Tani di Pusakanagara Tewas Tersambar Petir

Menurut Surokim, tugas Kemensos dalam bidang perlindungan sosial di masa pandemi tidaklah mudah. Perlu kecepatan untuk menyalurkan bantuan sosial, sementara akurasi data penerima bantuan masih belum optimal.

“Oleh karena itu, upaya keras Mensos Risma memperbaiki data kemiskinan dinilai Rohim – panggilan akrab Surokim, bukan hanya on the track, namun juga progresif,” katanya. Menurut dia, perbaikan data kemiskinan bukan perkara mudah.

Selain karena dilakukan dalam suasana pandemi, perbaikan data juga mencakup keluarga miskin yang tinggal di seluruh pelosok negeri dengan bentang geografis yang luas dan penuh tantangan alam. Kerumitan makin bertambah karena selain jumlah data yang besar, juga mensyaratkan keterlibatan instansi lain, dalam hal ini pemerintah daerah yang notabene bukan di bawah kewenangan Kemensos.

“Maka memang peningkatkan kualitas data akan sulit dicapai bila dilakukan hanya dengan pendekatan administratif. Nah, Mensos memecahkan kerumitan ini dengan memperkuat dukungan teknologi,” kata Rohim.

Di lain pihak, masalah penyaluran bansos juga tidak kalah rumit. Anggaran negara yang sudah berada di perbankan ternyata tidak bisa begitu saja disalurkan kepada penerima bantuan dengan berbagai alasan. Dengan berbagai alasan, angka penerima bansos yang belum menerima bantuan bisa ratusan sampai ribuan di beberapa daerah.

Direktur Lembaga Surabaya Survey Centre (SCC) tersebut bisa memahami, kerisauan Mensos mendapati kenyataan ini pada saat berkunjung di daerah dan menyaksikan adanya masalah dalam penyaluran bansos. “Ini harus dipahami dari karakter pemimpin yang mengayomi dan memihak kepada kepentingan masyarakat miskin di masa pandemi,” katanya.

0 Komentar