Bumi Dibuatkan Blackbox, Untuk Rekam Kiamat?

Bumi Dibuatkan Blackbox, Untuk Rekam Kiamat?
Bumi Dibuatkan Blackbox, Untuk Rekam Kiamat?
0 Komentar

TEKNOLOGI – Memasuki tahun 2022, para peneliti diketahui akan menyelesaikan pemasangan monolit baja atau bisa disebut sebuah “black box” di pantai barat Tasmania, yakni sebuah pulau yang jaraknya sekitar 150 mil (240 km) dari benua Australia.

Black box itu mempunyai konektivitas internet dan merekam semua peristiwa besar tentang perubahan iklim.

Diinformasikan, bahwa dunia mungkin akan masuk ke pasca-apokaliptik, yakni semacam Mad Max di mana kondisi minyak yang berlebih akan tetapi air langka.

Baca Juga:Terkait Surat Putusan Mengendap 10 tahun, Pengadilan Negeri (PN) Purwakarta Dilaporkan ke Bawas MAPersikas Subang Libas Amdesta Bekasi di Putaran Kedua Babak Penyisihan Grup C Liga 3 Seri 2 Jabar

Jika nanti generasi berikutnya ingin mengetahui tentang peristiwa sebelumnya, kotak hitam Bumi akan menampilkan sejarah untuk umat manusia dan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan guna mencegah bencana.

Merangkum laporan dari laman Interesting Engineering, via Fin, Bahwa monolit tersebut sedang dibangun dengan baja di kisaran tebal tiga inci (7,5 cm) yang dapat dengan mudah bertahan lebih lama dari peradaban manusia.

Tetapi, di balik eksterior yang tangguh, akan ada banyak drive penyimpanan yang merekam aliran data tentang suhu daratan serta laut, tingkat pengasaman laut, konsumsi energi manusia, dan juga tingkat karbon dioksida.

Lebih lanjut lagi, Konferensi Para Pihak (COP) yang baru-baru ini berakhir di Glasgow akan memberikan konteks perihal apa yang dilakukan umat manusia sewaktu iklim memburuk.

Bumi Dibuatkan Blackbox, Untuk Rekam Kiamat?

Bersama dukungan sinar matahari, Black Box akan menggunakan koneksi internet untuk memindai world wide web untuk informasi terkait perubahan iklim. Paket baterai akan menyediakan cadangan daya ketika matahari tidak ada.

Para peneliti memberi prediksi bahwa dengan menggunakan teknologi kompresi dan pengarsipan, Kotak Hitam bisa menyimpan data untuk 30-50 tahun ke depan.

Dalam rentang waktu tersebut, mereka akan meneliti lebih lanjut tentang cara-cara baru untuk menyimpan informasi yang dapat bertahan selama ratusan tahun, apabila tidak lebih lama.

Baca Juga:Smartphone Layar Lipat Naik Daun, Apa Kabar iPhone?hot european brides Products Uncovered

Tim juga tengah mengerjakan fitur lain semisal “detak jantung” yang bisa memberi sinyal bahwa perangkat berfungsi dengan baik sembari sesekali mengirimkan ringkasan data yang sudah dikumpulkannya ke luar angkasa.

Proyek tersebut, walaupun non-komersial, adalah kemitraan antara peneliti di University of Tasmania dan Clemenger BBDO, perusahaan komunikasi pemasaran terkemuka di Australia.

0 Komentar