Blended Learning Pada Pembelajaran Geografi Fisik di Era Milenial: Sebuah Tantangan Bagi Guru

Blended Learning Pada Pembelajaran Geografi Fisik di Era Milenial: Sebuah Tantangan Bagi Guru
0 Komentar

Mengajar generasi milenial dan generasi z merupakan tantangan tersendiri bagi para guru. Cara mengajar tradisional dan pembelajaran yang standar tentunya tidak lagi bisa dipertahankan.  Guru harus mengembangkan beragam strategi, metode, dan model pembelajaran untuk menyajikan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa milenial. Guru juga dituntut untuk menguasai teknologi sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008, yang menyebutkan bahwa salah satu kompetensi Pedagodi adalah “memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik”. Jadi guru didorong memperdalam keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang kompetensi dan kariernya sebagai guru yang professional.

Saat ini berbagai situs pendidikan dan pembelajaran banyak tersedia di dunia maya, misalnya situs Sekolah 2000 yang mendapat dukungan dari Kementerian Pendidik Nasional, atau Jogjabelajar.org yang difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi DIY. Selain berbagai situs pendidikan, internet mulai dimanfaatkan pula untuk konsep pembelajaran elektronik (e-learning/e-school). Konsep e-learning memberi nuansa baru bagi proses pendidikan yang selama ini hanya bertumpu pada eksistensi guru.  Melalui sistem instruksi yang berbasis jaringan peserta didik dapat mendownload tugas atau materi pelajaran, mengerjakan kuis online, atau menerima dan mengirimkan e-mail kepada sesama peserta didik atau guru (Eti Rochaety, 2009:78). Model pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk belajar dari manapun karena dapat mengakses bahan atau materi pelajaran dari komputernya melalui internet.

Namun, harus diingat bahwa fungsi teknologi adalah sebagai pelengkap.  Peran guru tidak begitu saja tergeser oleh teknologi, guru tetap hadir di kelas untuk memandu kegiatan pembelajaran. Pendidikan tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif saja, melainkan juga aspek moral, sosial, emosional dan spiritual. Muatan nilai, etika, dan karakter tetap harus dididikkan guru melalui kegiatan tatap muka karena tugas utama seorang guru adalah pendidik sekaligus motivator dan fasilitator bagi siswa, sehingga kehadiran guru tetap tidak dapat tergantikan oleh teknologi. Blended learning menjadi alternatif pilihan karena memadukan pembelajaran tatap muka dan penggunaan e-learning. Dengan blended learning, pembelajaran tidak hanya bertumpu pada guru saja, tetapi juga tidak hanya mengandalkan teknologi. Keberadaan teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan, tetapi tidak menghilangkan unsur pembelajaran tatap muka.

0 Komentar