Cagar Alam Junghuhn Dibiarkan Tak Terawat

Cagar Alam Junghuhn Dibiarkan Tak Terawat
TERBENGKALAI: Sejumlah anak sekolah saat mengunjungi situs bersejarah Cagar Alam Junghuhn di Kampung Junghuhn RT 04 RW 11 Desa Jayagiri Kecamatan Lembang. EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

LEMBANG-Situs bersejarah Cagar Alam Junghuhn di Kampung Junghuhn RT 04 RW 11 Desa Jayagiri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB) sudah 10 tahun terakhir terbengkalai.

Tidak hanya tugu Junghuhn yang banyak coretannya, area sekelilingnya pun berserakan berbagai macam sampah makanan dan minuman. Mirisnya lagi, tidak jauh dari Tugu Junghuhn terdapat pusara teman diskusi Junghuhn yakni, Dr. Johan Eliza de Vrij yang tampak rusak dan tidak terawat.

Seorang warga Kampung Junghuhn, Lili Susilah Nengtias mengatakan, 35 tahun terakhir dirinya tinggal di kampung tersebut. Pada awal mula kedatangannya, Cagar Alam Junghuhn yang memiliki luas 2,5 hektare ini masih dalam kondisi terawat baik hingga memasuki 10 terakhir ini keadaannya tidak lagi terperhatikan.

Baca Juga:Penderita Anemia Aplastik Butuh Biaya PengobatanGibas Pertanyakan Kasus CSR Alun-alun

“Lokasinya itu masih bagus, terawat, di kelilingi sama pagar bambu kuning tapi sekarang sudah tidak berpagar baik, jadi orang itu bisa keluar-masuk secara bebas,” kata Lili saat ditemui area taman, Kamis (10/10).

Tugu Junghuhn menurut cerita yang beredar di masyarakat sebagai bentuk penghargaan teruntuk Franz Wilhelm Junghuhn, dokter berkebangsaan Jerman yang bertugas di Hindia Belanda sebagai ilmuwan, doktor, botanikus, geolog, dan ahli bumi.

Dari cerita tersebut juga diyakini, Tugu Junghuhn merupakan sebuah makam rancangan Dr. Groneman. Pada bagian atas tugu dibuat meruncing menggambarkan sebuah simbol poros dan bumi. Sementara kotak dibagian bawahnya melambangkan Al Kitab.

Hal itu diperkuat dengan adanya tulisan nama Franz Wilhelm Junghuhn yang lahir di Mansfeld atau Magdeburg 26 Oktober 1809 dan meninggal di Lembang pada 24 April 1864.

Dengan tidak adanya perawatan intensif di Cagar Alam Junghuhn, Lili menyampaikan, pohon-pohon kina yang berada di sekeliling cagar alam yang menjadi bukti pohon kina pertama di Indonesia kini kondisinya sudah mulai hancur dan mengkhawatirkan.

“Dulu itu ada yang merawat tapi sekarang terbengkalai. Malah sekarang ini kotor banyak sampah,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua RT 04/11, Ayi Mahfud membenarkan, Cagar Alam Junghuhn sudah 10 tahun terakhir ini tidak terurus. Pasca pengurus Cagar Alam Junghuhn yang juga merupakan warga sekitar meninggal dunia. “Jadi ini (Cagar Alam Junghuhn) gak ada lagi yang merhatiin,” ungkapnya.

0 Komentar