Memaknai Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” Bagian Ke enam Belas Bhajrangi Bhaijaan dan Sigi

Memaknai Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” Bagian Ke enam Belas Bhajrangi Bhaijaan dan Sigi
0 Komentar

Seri Belajar Filsafat Pancasila ke 23

Oleh: Kang Marbawi

Salam sejahtera untuk saudara sebangsa setanah air!

Mari kita cintai manusia Indonesia dan seluruh alam raya Indonesia dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap pikiran dan segenap perasaan kita. Tentu mencitai Indonesia, dengan cara kita masing-masing. Menjadi penting kita -bukan kami, mengingat dan menguatkan keindonesiaan kita setiap saat.

Karena itu adalah anugerah Tuhan yang tak terkira. Minggu lalu kita telah mendiskusikan arogansi beragama yang sering kali menjadi penyakit dalam hubungan antar umat beragama. Arogansi beragama yang berakibat tercedrainya nilai kemanusiaan. Kali ini kita akan mendiskusikan nilai kemanusiaan dari film India,”Bajrangi Bhaijaan”. Bukan berarti film-film lain tidak memiliki muatan nilai kemanusiaan.

Adalah Pawan yang diperankan oleh Salman Khan, aktris papan atas Bollywood, penganut fanatik Hindu dan pemuja fanatik kesatria Hanoman,salah satu aliran Ramananda. Pawan, pemuda desa pengangguran, yang 10 kali tidak naik kelas, tinggal dan menumpang disalah satu kenalan ayahnya Dayanand Pandey di Delhi.

Baca Juga:Pandemic, Usaha Penitipan Hewan TerdampakBandung Barat Kembali jadi Zona Merah, Kasus Tertinggi Ada Di Lembang

Dayanand Pandey yang berasal dari kalangan Brahmana -kasta tertinggi di India, digambarkan sangat fanatik dan membenci Islam.
Film yang dikemas dalam gendre drama komedi ini mampu menampilkan konflik fanatisme agama dengan nilai-nilai kemanusiaan dengan sederhana. Diceritakan, Pawan pemuda jujur, polos dan ”ndeso, bertemu dengan Syahida -anak perempuan bisu, tanpa sengaja. Syahida – oleh Pawan dipanggil Munni, adalah anak kecil asal Pakistan beragama Islam, berumur sekitar 8 tahun, yang tertinggal kereta ketika bersama ibunya berobat -terapi bisu, ke India. Ayah Syahida tidak bisa mengantar mereka berobat ke India, karena dirinya adalah mantan tentara Pakistan yang baru saja selesai perang, pemisahan Pakistan dari India.

Rasa belas kasihan dan kemanusiaan Pawan, mendorongnya untuk mengantarkan Syahida ke Pakistan. Pawan rela menerjang bahaya dan kesulitan teramat sangat untuk mengantarkan Syahida atau Munni ke Pakistan. Sisa-sisa konflik India-Pakistan menyebabkan Pawan mendapat tuduhan sebagai mata-mata, pengejaran dan penyiksaan dari aparat kepolisian Pakistan. Rasa kemanusiaan yang tinggi Pawan mengalahkan fanatis agama, konflik politik dan semua kesulitan besar lainnya. Dibantu seorang jurnalis televisi lokal Chand Nawab yang diperankan Nawazuddin Siddiqui, Pawan ditemani Chad Nawab mengantarkan Munni ke keluarganya. Berbagai kesulitan untuk mempertemukan Muni dengan keluarganya, mereka bertiga lalui bersama.

0 Komentar