Dampak Covid-19, Indonesia Terancam Resesi di Kuartal III

Dampak Covid-19, Indonesia Terancam Resesi di Kuartal III
0 Komentar

Terjadinya deflasi akibat pembelian masyarakat yang menurun karena stay at home juga merupakan salah satu dampak dari Covid-19 ini. Deflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang sebesar 0,92 persen dan terendah di Bogor dan Semarang 0,02 persen. BPS juga mencatat, terdapat beberapa kelompok yang mengalami penurunan harga, seperti kelompok transportasi, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,42 persen dan 0,34 persen dengan andil deflasi masing-masing 0,05 persen dan 0,02 persen.
Selaku Mentri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, mengatakan bahwa Indonesia masih punya peluang untuk lolos dari resesi ekonomi. Ia memperkirakan ekonomi nasional masih bisa berbalik tumbuh positif pada kuartal III di tahun 2020, akan tetapi Sri Mulyani tidak menyangkal kemungkinan Indonesia mengalami resesi jika kuartal III masih tumbuh negatif. Mengingat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II mengalami kontraksi yang cukup dalam minus sebesar 5,32 persen.

Pemerintah Indonesia harus Cepat Bergerak.
Pemerintah Indonesia kurang tanggap dan gesit untuk menangani permasalahan ini atau bahkan malah salah strategi? Jika dibiarkan begitu saja, bisa berdampak buruk bagi negara kedepannya. Dampak yang sudah terasa sekarang, seperti penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Kementrian Keuangan dan Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi kian melambat. Penerapan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah untuk menangani wabah virus Corona mengakibatkan penurunan ekonomi secara drastis. Permintaan dan penawaran terganggu, sehingga sektor produksi juga mengalami gangguan. Jika hal ini terus berlanjut, bisa jadi akan mengakibatkan gangguan stabilitas keuangan juga.

Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengeluarkan data pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan hanya berkisar 2,97 persen. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Sri Mulyani selaku Mentri Keuangan Indonesia. “Pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan drastis dan konsumsi masyarakat menurun terlebih pada transportasi dan belanja. Penurunan ini terjadi pada bulan Maret dan alhasil masih perlu diwaspadai pada bulan-bulan berikutnya,” ujar Sri Mulyani.

Baca Juga:Melayat Drive-ThroughPelabuhan Patimban Harus Tuntas November

Memperkuat Perekonomian Indonesia melalui UMKM dan Industri.
Resesi dapat menjadi momok yang menakutkan, jika pemerintah tidak cepat untuk mengatasi perekonomian yang sedang kontraksi ini. Kehilangan pendapatan sektor informal dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah dampak dari Covid-19 yang dapat menurunkan angka Produk Domestik Bruto (PDB). Penyebaran Covid-19 memberikan dampak bagi pelaku UMKM di Indonesia. Dari sektor pariwisata dan perdagangan juga mengalami penurunan yang drastis, terutama bagi para pedagang kaki lima yang terancam tidak bisa berdagang akibat diberlakukannya pembatasan sosial dan juga transportasi online.

0 Komentar