Dinamika Perekonomian Indonesia Pasca Covid-19, Apakah Indonesia Akan Mengulangi Drama Krisis Moneter?

Dinamika Perekonomian Indonesia Pasca Covid-19, Apakah Indonesia Akan Mengulangi Drama Krisis Moneter?
0 Komentar

Berawal dari PSBB dan ketakutan masyarakat akan terpaparnya covid-19, banyak pabrik atau industri mengurangi jumlah produksi bahkan menutup sementara dikarenakan banyak karyawan tidak berani untuk keluar rumah atau bekerja seperti biasanya. Selain itu konsumen menurun drastis di karenakan alasan yang sama.

Covid – 19 benar – benar menghantui perekonomian di Indonesia. Segala kebijakan sangat di pertimbangkan oleh pemerintah. Penerapan PSBB merupakan solusi alternatif yang diambil dengan melihat kondisi Indonesia saat ini. Tidak semua negara mampu melakukan sistem lockdown untuk menangani wabah virus ini. Indonesia belum cukup mampu dari segi perekonomian apabila lockdown benar di jalankan, apalagi ketika lockdown di jalankan maka seluruh kegiatan akan terhenti termasuk kegiatan ekonomi negara. Sementara ini pemerintah menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk menjaga kesehatan dan menjaga kebersihan supaya terhindar dari covid-19.

Negara Indonesia, saat ini lebih dari 50% provinsi sudah terpapar virus corona. Total kasus virus corona di Indonesia sejak 9 april 2020 sebanyak 3.293 positif, 280 meninggal, 252 sembuh. Melihat hal ini perekonomian Indonesia saat ini sangat terpuruk, bahkan mendekati era krisis moneter pada tahun 1998, yang mana kurs rupiah krisis moneter pada juli 1997 mencapai Rp. 3.633 per dolar dan pada mei 1998 nilai rupiah melemah menjadi Rp. 15.100 per dolar. Dan sampai pada saat ini kurs Mata uang rupiah munurun secara drastis. Sebelum adanya covid-19 kurs mata uang rupiah senilai Rp 15.960 per dolar, setelah covid-19 kurs mata uang rupiah kembali melemah, sampai saat ini kurs mata uang rupiah senilai Rp. 16,168 per dolar.

Baca Juga:Islam, Sistem Ideal Penyokong Ketahanan KeluargaPSBB Bodebek Disetujui, Ridwan Kamil Koordinasi dengan Lima Kepala Daerah dan Forkopimda

Anggaran yang di keluarkan negara untuk menangani wabah virus corona ini sebesar Rp. 405 triliun, yang dibagi untuk beberapa keperluan antara lain Rp. 110 triliun untuk program perlindungan social dan Rp. 75 triliun untuk kesehatan. Sementara Rp. 150 triliun untuk memulihkan perekonomian Negara dan Rp. 70,1 triliun insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat.

Perekonomian negara akan terus menerus turun apabila penanganan wabah virus corona tidak secara cepat dan tepat. Sangat diperlukan sebuah strategi dari pemerintah untuk mempertahankan perekonomian di Indonesia.

0 Komentar