Evolusi Jalan Di Desa Kalilandak, Kabupaten Banjarnegara Menuju Interaksi Desa-Kota yang Memadai (Bagian 1)

Evolusi Jalan Di Desa Kalilandak, Kabupaten Banjarnegara Menuju Interaksi Desa-Kota yang Memadai (Bagian 1)
Pelebaran jalan di dusun Srengseng
0 Komentar

Desa Kalilandak merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara. Secara geografis, sebelah utara, berbatasan dengan desa Klampok, selatan berbatasan dengan desa Kecitran, timur berbatasan dengan desa Kalimandi dan barat berbatasan dengan desa Purwareja. Bukan di area pegunungan, dibutuhkan waktu 20 menit untuk menuju kantor kecamatan. Desa ini tidak dilalui angkutan umum kecuali becak dan delman, sehingga mobilitas masyarakat menggunakan kendaraan pribadi seoerti motor dab mobil.

Luas desa ini sekitar 177.13 ha yang terbagi di antaranya 49.375 ha untuk daerah pemukiman, 121.020 ha untuk daerah persawahan, 1.50 ha untuk kolam dan empang atau perikanan dan lain-lainya sekitar 5.235 ha. Secara topografis, desa ini terletak pada ketinggian 44 mdpl. Desa Kalilandak terbagi atas 5 Dusun yaitu Dusun I (Gumelar), Dusun II (Winong), Dusun III (Pejaten), Dusun IV (Srengseng) dan Dusun V (Sidamulya).

Faktor yang mempengaruhi evolusi jalan di desa Kalilandak dapat ditinjau dari beberapa aspek. Pertama, pertumbuhan ekonomi, berdasarkan data, desa Kalilandak memiliki sektor ekonomi yang didominasi oleh pertanian. Hal tersebut menjadi pemicu peningkatan kebutuhan jalan yang memadai untuk mendukung distribusi hasil pertaanian dan konektivitas antara desa dengan pasar. Kedua, perubahan demografis. Berdasarkan data Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) tahun 2020, jumlah penduduk desa Kalilandak sebanyak 3.646 jiwa dengan lali-laki sebanyak 1.825 jiwa dan perempuan 1.794 jiwa. Dimana pertumbuhan populasi dan pola pemukiman berdampak singnifikan pada mobilitas dan kebutuhan infrastruktur jalan. Ketiga, teknologi transportasi. Kendaraan listrik dan inovasi lainnya memiliki kesempatan untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan transportasi. Kebutuhan akan aksesibilitas yang lebih baik menjadi motivator kuat untuk mengadopsi solusi teknologi yang dapat mengoptimalkan konektivitas antar lokasi di desa. Keempat, perubahan sosial dan budaya. Perubahan dalam kebiasaan bepergian, misalnya terkait dengan peningkatan tingkat pendidikan, mendorong kebutuhan infrastruktur jalan yang lebih baik. Mobilitas yang lebih tinggi sering kali memicu permintaan akan jalan yang lebih baik untuk mendukung aksesibilitas dan konektivitas antarlokasi.

Baca Juga:DPRD Karawang Akan Bahas 12 RaperdaKapolres Karawang Ajak Masyarakat Ciptakan Pemilu Damai

Selain hal di atas, letak geografis desa Kalilandak juga mempengaruhi evolusi jalan. Pertama, dilihat dari topografi yang relatif datar, terletak pada ketinggian 44mdpl dapat berimplikasi mempermudah proses pembangunan dan pemeliharaan jalan. Melihat hal tersebut, pemahaman terhadap topografi penting dalam perencanaan dan pelaksanaan infrastrutur jalan. Kedua, aksesbilitas terhadap pusat pemerintahan. Waktu tempuh dari desa menuju kantor kecamatan adalah 20 menit. Waktu tempuh yang relatif cepat dan kemudahan akses ini berkontribusi positif dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan. Selain itu, akses yang mudah dapat membantu koordinasi antara pemerintah lokal dan masyarakat desa dalam perencanaan dan pembangunan jalan. Ketiga, desa Kalilandak berbatasan langsung dengan beberapa desa yang memberikan gambaran tentang jejaring sosial dan ekonomi yang terjadin di wilayah tersebut. Keempat, ketergantungan pada kendaraan pribadi. Kondisi ini menunjukkan bahwa infrastruktur jalan memiliki peran krusial dalam mendukung mobilitas penduduk dan kegiatan sehari-hari, serta mendorong pemeliharaan jalan untuk menjaga keberlanjutan konektivitas. Kelima, penggunaan lahan. Sebagain besar lahan persawahan digunakan untuk pertanian. Dengan pemahaman bahwa pertanian adalah salah satu mata pencaharian utama di desa ini, pemeliharaan jalan menjadi krusial untuk memastikan kelancaran distribusi hasil pertanian dan keberlanjutan kegiatan ekonomi.

0 Komentar